Kamis, 11 September 2008

KEINDAHAN DAN ANCAMAN SURGA GUNUNG CIREMAI


Gunung Ciremai merupakan surga bagi para petualang di alam liar. Pada bagian puncak, terdapat cekungan kawah sejauh mata memandang dan senantiasa mengeluarkan kepulan asap raksasa. Dari bagian puncak ini, kemudian, para petualang juga bisa menyaksikan hamparan Kota Kuningan, Kota Brebes, Kota Cirebon dan birunya perairan laut Pantai Utara.

Hampir setiap tahun, terutama pada musim libur atau 17 Agustus, Gunung yang pada tahun 2005 dideklarasikan sebagai Taman Nasional selalu di padati para pendaki. Meski tidak ada data yang cukup akurat, dari tahun ke tahun, jumlah pengunjung ke gunung tertinggi di Jawa Barat ini cenderung meningkat.

Berbeda dengan gunung-gunung lainnya di Jawa Barat, untuk mencapai puncak Gunung Ciremai, para pendaki akan menghadapi kesulitan tersendiri. Selain jalurnya yang cukup terjal, gunung berketinggian 3.078 mdpl ini sulit sekali menyediakan air bagi para pendaki sehingga harus menyiapkan air dari bawah. Sumber mata air hanya bisa ditemukan di bawah ketinggian 2.000 mdpl. Namun bagi para petualang, kondisi ini bukan suatu kendala, melainkan suatu tantangan.

Ada tiga jalur menuju puncak Gunung Ciremai ini. Pertama, jalur Majalengka. Kedua, jalur palutungan. Ketiga, jalur Linggarjati. Dari ketiga jalur ini, Palutungan merupakan jalur yang paling banyak digunakan. Hal ini karena aksesnya lebih mudah.

Dalam menuju puncak Gunung Ciremai, para pendaki akan disuguhi pemandangan yang berbeda, silih berganti. Pada bagian bawah, para pendaki dipastikan akan menyaksikan hutan pinus yang usianya sudah mencapai puluhan tahun. Pada bagian tengah, para pendaki akan menyaksikan indahnya hutan perawan dataran tinggi. Pada bagian atas, para pendaki akan menikmat indahnya hamparan bunga abadi (edelwise). Sementara di bagian puncak, para pendaki akan disambut oleh tebing kawah berpasir yang sangat luas dan dalam.

Selain menyajikan keindahan tumbuhan, Gunung Ciremai juga menyajikan berbagai hewan liar yang sangat menarik. Dari sekian banyak satwa itu, beberapa satwa yang bisa dijumpai diantaranya macan kumbang (Panthera pardus), kijang (Muntiacus muntjak), landak (Zaglossus brujini), surili (Presbytis comata), babi hutan (Sus scrofa) dan elang jawa (Spizaetus bartelsii). Masih di sepanjang jalur pendakian, para pendaki juga akan menyaksikan indahnya kupu-kupu yang memiliki sayap berwarna-warni.

Bagi pengunjung yang tidak berminat menaiki puncak, Gunung Ciremai juga menyajikan ”fasilitas” dan keindahan alam lainnya sehingga tetap bisa memberikan daya tarik. Beberapa fasilitas dan keindahan alam lainnya yang cukup menarik adalah Bumi Perkemahan Palutungan, Curug Cilengkrang, Curug Sawer, dan Curug Sabuk. Selain itu, terdapat juga fosil pohon usia muda, serta miniatur alam stalaktit dan stalakmit.

Sayangnya, pada beberapa tempat, Gunung Ciremai sedang mendapatkan ancaman sehingga merusak kelestarian dan keaslian ekosistemnya. Di blok Gunung Sirah misalnya, kawasan Gunung Ciremai sudah disulap menjadi ladang sayuran, luasnya mencapai 914,9 ha. Menurut penelitian LSM Akar tahun 2004, total kawasan hutan yang sudah dikonversi menjadi kebun sayuran mencapai 4.829,9 ha (?). Selain perubahan lahan, bentuk ancaman lainnya adalah penebangan liar dan kebakaran hutan. Jenis kayu yang diambil pada penebangan ini adalah rasamala (Altingia excelsa), jamuju dan kihujan. Kegiatan penebangan liar sudah mencapai ketinggian 2.100 mdpl. Sementara itu, luas areal yang terbuka akibat kebakaran hutan, menurut data tahun 2002, mencapai 2.000 ha. Tentunya, hingga saat ini, areal yang terbakar ini kian meluas mengingat dari tahun ke tahun kebakaran di Gunung Ciremai senantiasa terjadi.

Jelas sudah, Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung di Jawa Barat yang memiliki sumberdaya dan keindahan alam yang tidak terhingga. Sayangnya, dewasa ini, gunung yang dimitoskan dengan cerita nini pelet ini tengah mendapatkan tekanan berupa konversi lahan, penebangan liar, dan kebakaran hutan sehingga mengancam kelestarian, keaslian dan keasrian ekosistemnya. Karena itu, perlu dukungan para pihak untuk melestarikannya agar Gunung Ciremai tetap berdiri kokoh dan senantiasa menjadi surga bagi seluruh mahluk hidup.

Senin, 21 Juli 2008

MUDAHNYA MENGKRITIK, SULITNYA MENGKOREKSI

Mengkritik, menyalahkan, dan mencari kelemahan orang lain sangatlah mudah, semudah kita buang air kecil (?). Akan tetapi, mencari kelemahan dan kesalahan diri sendiri sangatlah sulit, sesulit buang air kecil dengan lepas tangan (bagaimana mungkin, kecuali buang air kecil ketika mandi, tanpa busana). Dalam dunia kritik dan salah menyalahkan, sepertinya kita (pengkritik) telah menjadi orang yang paling benar, dan orang yang dikritik seakan-akan menjadi mahluk yang paling salah, bodoh, dan tolol.
Ngomong-ngomong tentang kritik dan mudahnya mencari-cari kesalahan orang lain, saya masih ingat pembicaraan seorang penumpang bis ekonomi tujuan Bogor - Kuningan. Penumpang itu berbicara dengan penumpang lainnya yang tepat berada di sebelahnya. Sementara saya duduk tepat dibangku depannya, dengan kata lain mereka berdua tepat di belakang saya. Obrolan itu terjadi sekitar satu tahun yang lalu.
Ketika itu, bus sedang melaju kencang di tol Cikampek menuju Cirebon. Lelaki berkaus gelap setengah baya itu sebenarnya telah membuka pembicaraan dengan teman sebelahnya sejak berangkat dari dari terminal Baranang Siang, Bogor. Sebelumnya, saya tidak mempedulikan pembicaraan mereka. Sebab itu adalah hal yang wajar dalam perjalanan, meski mereka baru saling kenal. Namun, kuping saya sedikit melebar pada saat dia bercerita tentang perilaku penumpang dalam kendaraan umum. Menurutnya, menaikan kaki ke atas jok kendaraan adalah perbuatan yang tidak sopan. Padahal ketika itu, kebetulan kaki saya juga dinaikan ke atas jok, karena pegel dan jarak dengan jok depannya sangat sempit. Tentu saja, saya merasa tersindir, dan pelan-pelan menurunkan kedua kaki. Selanjutnya, dia juga mengatakan, sangat berbahaya tertidur di dalam kendaraan (bis), terutama ketika kendaraan di rem mendadak. Saya lagi-lagi merasa tersindir. Sebab, beberapa saat sebelumnya, saya tertidur dalam kendaraan itu. Bagi saya, pembicaraan bapak tua itu adalah sebuah masukan yang sangat berharga.
Di sela-sela pembicaraan itu, orang tua itu menawarkan rokok kepada orang disebelah yang dari tadi setia mendengarkan ocehannya. Kebetulan, orang yang berada di sebelah itu tidak suka merokok (barangkali dia lebih suka dirokok ketimbang merokok. he..he...). Tanpa banyak basa-basi, orang tua itu menyalakan rokok kreteknya. Asappun ngebul ke mana-mana, ke depan, ke belakang, ke samping dan ke atas.
Melihat kondisi seperti itu (sebenarnya bukan melihat, karena saya berada di depannya, mungkin lebih tepatnya mengetahui yah...), saya jadi berpikir "sungguh tidak konsisten orang tua itu". Kenapa tidak? Bukankah merokok dalam kendaraan umum juga adalah salah satu perilaku yang melanggar etika dan merugikan orang lain. Kalo mengangkat kaki pada jok, mungkin orang yang merasa kurang nyaman adalah orang yang berada di sampingnya. atau bahkan orang yang berada disampingnya merasa biasa-biasa saja alias tidak peduli. Berbeda dengan merokok, merokok akan merugikan banyak orang, mungkin semua orang yang berada dalam bisa tersebut. Meskipun para penumpang sudah merasa terbiasa dengan asap rokok yang liar, bukankan perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif?.
Tapi kenapa dia dengan santainya dan merasa tanpa berdosa menghisap rokok seenaknya? Seperti itulah manusia, termasuk si orang tua itu (mungkin juga sebagian besar dari kita), mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain sangatlah mudah, sementara mengkoreksi diri sendiri sungguh teramat sulit.

MASA MUDA....MASA YANG INDAH.....

Ada yang mengatakan masa muda adalah masa yang paling menyenangkan. Ada juga yang mengatakan, masa muda adalah masa untuk mencari jati diri.
Bagi KSH angkatan 33, pastinya juga bagi semua mahasiswa Fahutan IPB, masa kuliah (baca masa muda) adalah masa yang meng"ASIK"an. Semua mahasiswa yang pernah kuliah di fahutan IPB tentunya masih faham betul kepanjangan dari ASIK. A berarti Agamis. S berarti Sportif. I berarti Inovatif. Dan, K berarti Kreatif. Moto itu telah menjadi "pegangan hidup" bagi mahasiswa Fahutan IPB.
Banyak kenangan, memang, di saat-saat kita kuliah. Ada canda, ada tawa, ada haru, bahkan terkadang ada masa-masa ketika kita tak kuasa menahan tetesan air mata. Kenangan itu, barangkali, terlalu manis untuk kita lupakan begitu saja. Kenangan itu begitu penuh makna.
Tentu kita masih ingat, ketika kita jalan-jalan ke Megamendung. Perjalanan yang dikomandani oleh Sopyan Iskandar (sumpit) ini dimulai dari Kampus IPB Baranang Siang, selepas kuliah sore. Dalam perjalanan itu, kita juga mengikutsertakan dua orang tamu dari luar jurusan kita, Ari (embe), dan Dewo (?) (kalo tidak salah). Turun dari angkot, kita tidak langsung mencapai lokasi, melainkan harus satu kali lagi naik kendaraan umum (kalo tidak salah bak terbuka yah). Ketika itu, hari sudah menjelang maghrib. Selepas turun dari mobil terakhir, hari sudah gelap. Sambil beristirahat sebentar, kita juga menyempatkan diri untuk shalat maghrib pada sebuah mushola kecil yang berada di samping kolam.
Tanpa berbekal senter, kita melanjutkan perjalanan menuju tempat yang kita tuju. Selepas isa, akhirnya, kita sampai juga di depan rumah panggung dan berdinding bilik bambu. Sambil menunggu pagi, temen-temen cewe tidur di dalam rumah, dan laki-laki tidur di halaman berselimutkan lagit berkabut. Saya masih ingat, untuk mengurangi hawa dingin, temen-temen membuat api unggun, dan tidur di samping api tersebut. Saya juga masih ingat, pada saat bangun pagi, jois (Retno Jois) sudah berada disamping api unggun yang semalaman menyala. Tapi, saya lupa, apa yang dia lakukan dan katakan.
Hari sudah sedikit siang. Matahari sudah tidak lagi malu-malu untuk menampakkan diri. Kita (KSH 33), bersiap-siap menuju sebuah air terjun dan anak sungai. Cukup jauh, memang, curug yang kita tuju itu. Selain jalannya naik, kita juga berbatu. Sesampainya di tempat yang dituju, para cowok mandi berame-rame. Lain halnya dengan Aji Setiaji. Dia tidak langsung mandi seperti kami, melainkan langsung ke bagian hulu sungai. Tak lama kemudian, dia kembali dengan kaki yang berdarah. Jelas saja, kita semua merasa kaget dengan kejadian itu. Yang harusnya kita senang-sengan, kita malah kuatir sekaligus ngeri melihat kaki si Gocap. Karena itulah kita pun pulang menuju rumah tempat kita menginap.
Di tengah perjalanan menuju pulang, saya juga masih ingat, bagian belakang Yuni Morante (bagian mananya ayo.....) terlihat darah merembes melalui celana jeansnya. Dan Yuni pun menjadi histeris. Ternyata, Yuni di gigit Pacet. Tapi saya tidak ingat, orang yang mengambil pacet dari tubuh ibu yang panggilannya Qinuy itu, yang jelas bukan cowok (kalo tidak salah, shanti yah??).
Oh... ya.... saya juga masih ingat teguran eru sama saya. Sebenarnya itu bukan teguran eru, tapi teguran Tyas untuk saya. Karena Tyasnya tidak berani, maka nyuruh eru. Pengen tau tegurannya apa? saya tidak berani menuliskannya, malu. Tanyain aja langsung ama Tyas, itu juga kalo ibu Tyas nya masih ingat. Mudah-mudahan, ibu Tyasnya masih lupa, ha...ha....ha......
Tidak memerlukan waktu setengah jam, kita sudah sampe lagi di rumah bilik bambu itu. Karena dingin dan dari pagi belum sarapan, perutpun mulai lapar. Kebetulan yang punya rumah sudah nyiapin makanan buat kita, lauknya goreng ikan asin, sambal, dan lalap (bayar buat makannya berapa yah? saya lupa lagi). Menjelang sore, kita pun pulang menuju bogor, menuju kostannya masing-masing.

Minggu, 20 Juli 2008

ARGOJATIKU..... KOK ANJLOK SIH.....

Jarang, memang, saya naik kereta. Ketika kuliah di Bogor, intensitas naik KRL Bogor - Jakarta bisa dihitung dengan 10 jari. Berbeda dengan temen saya, hampir tiap hari dia naik kendaraan yang berjalan di atas besi panjang itu. Karena seringnya, dia iseng-iseng menggabung-gabungkan tiket itu. Luar biasa, gabungan tiket itu mencapai sebesar tiker.

Enam hari yang lalu, tepatnya 16 Juli 2008, saya bersama temen sepekerjaan berangkat dari Stasiun Cirebon menuju Stasiun Gambir, Jakarta. Kereta yang saya tumpangi adalah Argojati, harga tiket Rp.83 ribu. Saya kebagian tempat duduk di gerbong 6 (nomor kursinya lupa). Tidak terlalu sulit mencari gerbong 6 itu, karena begitu saya berada di dekat kereta saya langsung menghampiri seorang petugas dan menanyakan gerbong 6. Dengan ramah, petugas (perempuan) itu menunjukkan gerbong yang saya maksud. Di dalam gerbong, para penumpang sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Gerbong itu hampir penuh, sekitar 5- 8 kursi saja yang belum terisi. Kursi di depan saya sudah diisi oleh perempuan berkerudung dan seorang putrinya yang juga berkerudung. Kursi di belakang saya diisi oleh laki-laki keturunan tionghoa dan seorang anaknya. Sementara kursi di samping kanan saya diisi oleh laki-laki muda keturunan tionghoa juga.
Pukul 14.00 kereta mulai meluncur menuju Jakarta, dengan tujuan akhir Stasiun Gambir. Dalam perjalanan menuju Jakarta itu, saya begitu menikmati pemandangan yang dilewati kereta. Sawah yang kering kerontang, padi yang menguning dan para petani yang sedang sibuk memanen padi terlihat silih berganti. Keretapun melaju kencang.
Sekitar satu setengah jam setelah meninggalkan Stasiun Cirebon saya merasakan roda kereta menggilas benda yang sangat keras, seperti kendaraan roda empat melewati polisi tidur, sehingga menimbulkan goncangan yang tidak wajar. Karena goncangannya itu, teman saya yang berada di samping kiri yang semula tertidur pulas, jadi terbangun. Meski sedikit janggal, saya hanya berdiam diri. Sekitar 30 detik kemudian, kereta yang tadinya melaju kencang sedikit-sedikit mengurangi kecepatannya, dan akhirnya berhenti.
Melalui jendela sebelah kiri, iseng-iseng saya melirik ke arah luar. Di arah luar sana, saya melihat beberapa penduduk berlarian menuju arah belakang yang baru saja kami lewati. Ternyata, tidak hanya saya yang melihat penduduk berlarian itu, penumpang yang lainnya pun melihat hal yang sama. Karena penasaran, para penumpang (termasuk saya dan teman saya) mendekat ke arah pintu keluar- masuk. Pada saat memalingkan kepala ke arah belakang, saya melihat gerbong yang tertinggal dengan posisi ke luar rel, dan miring ke kiri. Di seberang sana, para penduduk berteriak "anjlok....anjlok....keretanya anjlok....".
Para penumpang yang sangat penasaran berloncatan ke bawah, termasuk temen saya yang baru terbangun itu. Para petugas kereta mulai tampak sibuk. Sebagian diantara mereka ada yang menjinjing kunci inggris dan linggis, dan sebagian lagi ada yang sibuk berkomunikasi melalui selulernya (kemungkinan sedang menelpon kantor pusatnya). Beberapa penumpang yang sudah berada di bawah sepertinya ingin mengabadikan kejadian ini. Dengan HP dan kamera yang kebetulan di bawanya, mereka memotret gerbong kereta yang tertinggal di belakang sana. Diantara penumpang yang sedang mengabadikan kejadian ini, saya melihat seorang warga keturunan jepang.
Sekitar satu jam kereta berhenti, petugas memerintahkan para penumpang yang berada di gerbong belakang (gerbong yang anjlok) untuk pindah ke gerbong depan. Beruntung, dari informasi para petugas dan penumpang lainnya, tidak ada korban jiwa, kecuali sedikit lecet-lecet dan terkilir. Setelah para penumpang pindah ke gerbong depan, kereta mulai melanjutkan perjalanan dan meninggalkan gerbong yang anjlok.
Karena sesaknya penumpang, udara di dalam gerbong sangat panas. Apalagi, AC yang bisa memberikan hawa sejuk, kini menjadi mati. Itu karena, Generator Listrik yang mensupplay listrik ke AC berada di Gerbong paling belakang, yang anjlok. Kereta tidak tidak lagi seperti kereta Eksekutif, kini tidak lebih seperti KRL ekonomi Bogor - Jakarta yang pernah saya tumpangi.
Karena insiden itu, petugas kereta menginformasikan kepada para penumpang ada pemotongan harga tiket. Menurutnya, uang pemotongan itu bisa diambil di stasiun Jatinegara atau Gambir. Besarnta uang pemotongan adalah Rp.25 ribu rupiah, sehingga tiketnya disamakan dengan harga kelas bisnis.
Dengan berdesak-desakan dan bercucuran keringat, akhirnya kereta sampai di Stasiun Gambir, sekitar pukul 18.30. Dan sayapun, menukarkan tiket untuk mendapatkan uang pengganti yang besarnya Rp 25 ribu.

Jumat, 11 Juli 2008

DUH...MAHALNYA PENDIDIKAN DI NEGERI INI


Ketika duduk di kelas satu SD (tahun 1983), saya masih merasakan membayar SPP (bayaran sekolah) sebesar Rp.100,- (seratus rupiah) per bulannya. Itu saya rasakan selama dua bulan. Pada bulan berikutnya, SPP naik menjadi Rp 250,- (kalo tidak salah). Selain relatif murah, waktu itu kepala sekolah membuat kebijakan yang meringankan dan membantu masyarakat. Seandainya, jika dalam satu keluarga ada dua orang yang sekolah di SD itu, kepala sekolah hanya memungut sebesar 1,5 kalinya (1,5x250=Rp375,-). Saya tidak tahu, kenapa kepala sekolah membuat kebijakan seperti itu? Saya juga tidak tahu, dari mana kekurangan uang, yang sebesar 0,5 kalinya itu di dapat. Yang saya tahu, kebijakan itu sangat membantu dan meringankan masyarakat. Ketika itu, saya melihatnya, jauh sekali dunia pendidikan dari kontaminasi dunia bisnis.


Kini, kondisinya sudah lain. Jangankan masuk SD, SMP, atau SMA, ingin masuk ke TK saja haru punya uang yang cukup tebel. Ini di rasakan oleh temen sepekerjaan saya. Tahun ini, dia telah mendaftarkan anaknya ke Taman Kanak-Kanak. Untuk kebutuhan administrasi dan biaya lainnya, temen saya itu harus mengeluarkan uang sebesar Rp450.000,00. Padahal itu hanya TK, apalagi kalo SD, SMP, atau SMA.


Pengalaman yang sama dialami juga oleh orang tua saya. Tahun ini, orang tua saya telah mendaftarkan adik saya ke sekolah SMP swasta. Dana awal yang harus dikeluarkannya cukup besar (untuk ukuran orang tua saya yang hanya PNS golongan IIb). Biaya yang harus dikeluarkan itu sebesar Rp.3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah). Uang sebesar itu, lebih besar dibanding biaya awal tahun waktu saya masuk kuliah, tahun 1996.


Mahalnya biaya pendidikan adalah sebuah realitas di negeri tercinta ini. Di satu sisi, pemerintah menuntut warganya untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Di sisi lain, karena adanya kebijakan pemerintah, pendidikan di negeri ini makin mahal. Pencabutan subsidi BBM menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melejit naik, daya beli masyarakat kian menurun, dan jurang pemisah antara kaum miskin dan si kaya makin terbuka lebar.


Bagaimana masyarakat kita mau menyekolahkan anak-anaknya, kalo untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja masih susah? Pesan saya, pemerintah harus segera menghentikan korupsi masalnya, dan realisasikan 20% APBN untuk pendidikan. Kalo tidak, Indonesia akan tetap menjadi negara bodoh, tertinggal, kere, dan diinjak-injak oleh negara lain.


Jumat, 04 Juli 2008

UNIKU MEWISUDA 666 WISUDAWAN

Hari ini, 05 Juli 2008, Universitas Kuningan mewisuda sebanyak 666 wisudawan. Wisudawan sebanyak itu berasal dari empat fakultas, yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Kehutanan (Fahutan), dan Fakultas Komputer (FKom); dan satu program pascasarjana, yakni Pendidikan Ekonomi. Dalam sejarah semenjak berdirinya Uniku, wisuda kali ini adalah wisuda yang paling banyak.
Tidak ketinggalan, wisuda yang diselenggarakan di Student Centre Imam Hidayat ini dihadiri oleh Bupati Kuningan beserta para pejabat yang berada di bawahnya, pejabat kopertis wilayah Jawa Barat dan Banten, serta para undangan dari perguruan tinggi sekitar.
Selain acara pelantikan, wisuda ini juga diisi oleh sambutan-sambutan dari Bupati Kuningan (Aang Hamid Suganda), Pejabat Kopertis, Rektor Uniku, dan Ketua Yayasan Pendidikan Sang Adipati Kuningan.

Minggu, 29 Juni 2008

CERITA DI MALAM PIKET

Malam ini, aku kebagian piket dalam acara expo tanaman hias nasional yang bertempat di Kampus Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan. Sekarang, jam yang menggantung di ruang tunggu dosen menunjuk pada angka 11.15. Sekitar lima menit yang lalu, aku berkeliling mengecek kondisi setiap stand, memantau keamanan sekitar. Sebagian besar stand sudah ditutupi dengan paranet. Para pemiliknya sudah membalut diri dengan selimut seadanya. Bahkan diantara mereka ada yang hanya berselimutkan terpal dan beralaskan kardus.

Di stand colombus yang letaknya di pojok timur sebelah kiri, penjaganya masih nongkrongin televisi. Beberapa pemilik stand yang belum tidur turut bergabung dengannya, nonton televisi. Hampir dipastikan, mereka sedang menunggu pertunjukkan final piala eropa yang akan disiarkan secara langsung pukul 02.oo dinihari.
Di stand Fakultas Kehutanan, seorang mahasiswa tampak sedang menyandarkan tubuhnya di atas kursi. Kedua kakinya juga diselonjorkan di atas kursi yang berada di depannya. Matanya tampak berat, susah sekali untuk dipelototkan. "Ah..ngantuk sekali pak" ungkapnya. "Sekarang masih jam sebelas, padahal sepak bola jam dua" tambahnya lagi sambil tangannya memutar-mutar hape. "Tidur aja dulu" jawabku sambil tersenyum.
Di stand Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, empat orang mahasiswa masih asyik memainkan alat-alat musik dan bersemangat menyanyikan lagu-lagu yang saat ini sedang hits.
Di stand Fakultas Ekonomi, dua orang mahasiswa sedang sibuk merapihkan produk-produk pamerannya. Buku-buku yang tersusun rapih di rak, kini, sudah tertutup kain berwarna biru. Jeniper (jeruk nipis peras) dan makanan lainnya sudah dirapihkan ke dalam laci meja pajangan.
Sementara di stand Fakultas Komputer, seorang mahasiswa berhelm masih asyik di depan leptopnya. Sepertinya, dia sedang chating tapi tidak pede dengan wajah yang dimilikinya, atau salah satu cara dia untuk menahan rasa dinginnya. "Hm... aneh benar anak itu. Malam-malam kok pake helm".
Setelah setelah semua stand dicek, aku kembali ke ruangan, kemudian duduk di depan leptopku.

Kamis, 26 Juni 2008

MENGENAL KUALITAS AIR DARI KEHADIRAN BENTHOS

Benthos dapat dijadikan sebagai indiaktor biologi untuk mengetahui kualitas suatu perairan. Benthos adalah kelompok makhluk hidup yang hidup di dasar perairan. Makhluk hidup yang dapat digolongkan ke dalam benthos diantaranya kepiting, tiram, dan gastropoda (kelompok keong). Sementara, perairan dikategorikan tercemar apabila sudah mengalami perubahan warna, perubahan bau, dan perubahan zat-zat terlarut dari kondisi alaminya.
Bersambung........(masih mencari bahan).....

Selasa, 24 Juni 2008

TAKOKAK: Pahit Tapi Berkhasiat

Takokak merupakan buah yang bentuknya mirip leunca. Adanya kemiripan bentuk ini menyebabkan kedua jenis tumbuhan ini dikelompokkan ke dalam genus yang sama, Solanum. Bedanya, buah takokak memiliki kulit yang lebih tebal dibanding kulit buah lenca. Selain itu, daun takok juga memiliki daun yang besar dan kasar serta batangnya berduri. Sedangkan leunca memiliki daun yang kecil, licin, dan batangnya tidak berduri. Dari rasanya, takokak memiliki rasa yang getir sedangkan leunca pahit agak manis.
Mungkin karena kaitannya dengan rasa, masyarakat kita lebih familier dengan leunca dibanding takokak sehingga leunca banyak dibudidayakan, dan takokak dibiarkan tumbuh liar. Berdasarkan penelitian para ahli, takokak ternyata memiliki banyak khasiat sehingga, selain mengenyangkan, juga bisa dijadikan sebagai obat alternatif.

Taksonomi Takokak
Takokak memiliki nama ilmiah Solanum torvum Swartz. atau S. ferrugium Jacq, termasuk ke dalam famili Solanaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah cepoka, cokowana, pokak atau terong pipit.

Kandungan Kimiawi
Bagian-bagian tumbuhan takokak kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sangat bermanfaat bagi manusia. Kandungan kimia yang kini sudah diketahui antara lain: 1) buah mentah: chlorogenin, sisalogenone, torvogenin, vitamin A; 2) buah kering: solasonin 0,1 %; 3) daun: neo - chlorogenine, panicolugenin; 3) akar: jurubine.

Efek Farmakologis
Farmakologi Cina menyebutkan, tanaman takokak memiliki sifat: rasa pedas, sejuk, dan agak beracun. Selanjutnya, tanaman ini juga mampu melancarkan sirkulasi, menghilangkan darah beku, menghilangkan sakit (analgetik) dan menghilangkan batuk (antitusif).

Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daun dan akar. Akar dicuci dan dipotong-potong secukupnya lalu dijemur untuk penyimpanan. Daun digunakan untuk pemakaian segar.


Khasiat Takokak
Berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur dan sumber, buah takokak mampu meningkatkan gairah, baik bagi pria maupun wanita. Untuk mendapatkan efek ini, penggunaannya mudah sekali; buah langsung dimakan dalam keadaan mentah, sebagaimana memakan lalap.

Sumber lain juga menyebutkan, buah takokak mampu bertindak sebagai antioksidan. Beberapa zat kimia yang dikandung takokak terbukti dapat melindungi jaringan tubuh dari efek negatif radikal bebas. Dalam Medicinal Plants: Quality Herbal Products for Healthy Living (1999), Vimala S. dkk. menyatakan, takokak memiliki aktivitas pembersih superoksida yang tinggi, yakni di atas 70%.

Selain itu, takokak juga bisa digunakan sebagai anti radang dan alat kontrasepsi. Takokak berkhasiat sebagai anti radang karena memiliki senyawa sterol carpesterol. Sementara takokak bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi karena buah dan daunnya mengandung alkaloid steroid jenis solasodin 0,84%, yang merupakan bahan baku hormon seks untuk kontrasepsi. Menurut Suriawiria (2004), kandungan solasodin dalam biji dan lendir buah takokak mencapai 5,5 persen. Senyawa tersebut telah berkali-kali dibuktikan bisa mencegah kehamilan pada hewan percobaan seperti tikus. Mula-mula tikus itu disuntik dengan 0,4 mg solasodin setiap hari. Dalam perkembangannya, ada peningkatan status kornifikasi, dan 33%-40% dari hewan percobaan itu tidak dapat berkembang biak. Setelah dosis dinaikan menjadi 1 mg dan diberikan selama 45 hari, tikus betina tidak berahi dan tidak bisa hamil.

Bagi penderita artritis (termasuk gout artritis/asam urat), takokak bisa digunakan sebagai obat alternatif (alami) untuk mengatasi penyakit ini. Cara penggunaannya, buah takokak disayur atau dijadikan lalap. Artritis adalah peradangan pada persendian, baik yang terjadi secara mendadak (akut) atau menahun (kronis). Artritis ini dapat menyerang satu sendi atau beberapa sendi sekaligus. Penyakit ini biasanya disertai dengan pembengkakan dan rasa nyeri pada sendi yang terkena. Bila penyakitnya kronis, kadang hanya timbul rasa nyeri saja.
Bagi para manula (60 tahun untuk laki-laki, 55 tahun untuk perempuan), takokak berkhasiat untuk mengatasi atau meminimalisir penyakit yang sering menghinggapi mereka. Pada usia tersebut mereka sangat mudah terkena berbagai penyakit lingkungan, misalnya, pusing-pusing, batuk-batuk, cepat pegal, dan susah tidur, atau yang lainnya. Untuk mengatasi penyakit ini, bagian yang digunakan adalah buah takokak muda, misalnya dengan cara dilalap atau dibuat karedok. Dengan mengkonsumsi takokak, tingkat kebugaran dan kekuatan para manula dapat meningkat
Menurut Prof. Hembing Wijayakusuma (2006), takokak bermanfaat untuk mengobati sakit lambung, sakit gigi, katarak, tidak datang haid, wasir atau ambeien, radang payudara, influenza, panas dalam, pembengkakan, bisul, koreng, sakit pinggang, asam urat tinggi, keropos tulang, jantung berdebar-debar, menetralkan racun dalam tubuh, melancarkan sirkulasi darah.
Menurut beliau, untuk pemakaian luar, cara dan bagian yang digunakan adalah daun segar yang telah dicuci bersih, kemudian digiling halus, lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Untuk pemakaian dalam, 10-15 garam takokak kering dan 30-60 gram tumbuhan takokak segar direbus dengan air secukupnya hingga mendidih lalu airnya diminum dan takokaknya dimakan.

Secara lebih rinci, untuk mengobati penyakit-penyakit teersebut di atas, Hembing menjelaskan sebagai berikut:

Bisul: daun takokak segar secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus dan ditempelkan pada bagian yang terdapat bisul. Lakukan secara teratur 3 kali sehari. Untuk radang payudara, daun takokak secukupnya dikeringkan, lalu ditumbuh hingga halus. Tambahkan cuka beras putih secukupnya, dan dibalurkan pada bagian yang sakit. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.

Wasir atau ambeien: tiga puluh gram takokak, 10 gram temu hitam, 30 gram daun dewa, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring, dan diminum airnya hangat-hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari. Atau gunakan takokak, 5 butir angco yang telah dibuang bijinya, direbus dengan air secukupnya hingga mendidih, lalu disaring dan airnya diminum sedangkan angco dan takokaknya dimakan.

Asam urat tinggi: buah takokak muda secukupnya, 100 gram nanas, udang, rebon kecil, dibuat tumisan sesuai selera, lalu dimakan. Lakukan secara teratur.

Influenza: 30 gram buah takokak, 15 gram jahe direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, diminum airnya secara teratur. Lakukan 2 kali sehari.

Jantung berdebar: enam lembar daun takokak, 10 gram kunyit yang telah dicuci bersih dihaluskan, tambahkan 100 cc air matang lalu dimasak hingga mendidih, tambahkan madu secukupnya lalu diminum.

Penyakit liver: enam puluh gram tumbuhan takokak direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring, dan diminum airnya hangat-hangat.

Keropos tulang: sertaus gram takokak, 100 kacang kedelai, tahu secukupnya, dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan.

Melancarkan peredaran darah: tiga puluh gram buah takokak, 20 gram daun dewa, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan secara teratur setiap hari.

Panas dalam: 30 gram akar takokak, 30 gram labu air, 10 gram bawang putih, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, tambahkan madu dan diminum airnya. Lakukan 2 kali sehari secara teratur.

Pembengkakan atau menetralkan racun dalam tubuh: tiga puluh gram buah takokak, 20 gram daun dewa, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc lalu disaring, diminum airnya secara teratur 2 kali sehari.

Sakit pinggang: tiga puluh gram takokak, 30 gram akar sawi langit, 20 gram temulawak, 15 gram jahe direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan secara teratur 2-3 kali sehari. Atau, 30 gram takokak, 30 gram rambut jagung, 15 gram jahe merah, 10 gram adas, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan secara teratur.

Selain jenis penyakit yang diuraikan oleh Hembing, literatur lain juga mencatat penyakit-penyakit yang bisa dimsebuhkan oleh takokak adalah:

Pinggang kaku, bengkak terpukul. Akar kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas.

Sakit lambung, tidak datang haid. Akar kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas.

Batuk kronis. Akar kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas.

Jantung berdebar (tachycardia). Daun takokak 6 lembar ditambah ½ jari rimpang kunyit dicuci bersih lalu ditumbuk halus, tambahkan ½ cangkir air masak dan 1sendok makan madu. Diperas dan disaring minum sehari 2 kali.

Selain efek positif, takokak juga memiliki efek negatif. Karena itu, untuk mengurangi efek negatifnya, tidak semua orang bisa mengkonsumsi takokak sesukanya. Misalnya, penderita kecenderungan glaucoma dilarang minum ramuan ini. Kemudian, kelebihan dosis juga dapat menimbulkan keracunan.

Referensi:
1. http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/tanaman-obat-bagi-para %E2%80%9Dlansia%E2%80%9D/
2. http://kiravicena.blogspot.com/2007/11/tanaman-obat-disekitar-kita-v.html
3. http://www.purwakarta.org/index.php/2005/12/22/136/
4. Suriawiria, U. 2004. Obat Kuat Dari Pekarangan: beragam khasiat takokak. www.kontan-online.com. http://202.43.165.145/print.php?edisi=7&id=35&q=v&tahun=IX
5. Wijayakusuma, H. 2006. Sehat dengan Takokak. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=149459
6. www.plantamor.com/spcdtail.php?recid=1377...

Referensi
http://www.plantamor.com/spcdtail.php?recid=1377&popname=Terung%20pipit

PETAI: Bau Tapi Berkhasiat

Bagi orang Indonesia, petai bukanlah barang yang asing. Bagi orang sunda, petai mentah yang ditemani ikan asin (terutama ikan peda) merupakan pengiring nasi yang sangat menggairahkan.
Ya… petai merupakan lalapan yang bau; meski enak di lidah, tapi enek di hidung.
Namun, dibalik baunya yang menyesakkan hidung, petai ternyata memiliki banyak khasiat. Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, sedikitnya, petai memiliki 25 khasiat. Banyaknya khasiat yang diberikan oleh petai ini karena petai banyak mengandung zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

1). Penghasil Energi
Hasil penelitian menunjukkan, petai ternyata mengandung 3 macam gula alami: sukrosa,fruktosa dan glukosa. Kombinasi ketiga macam gula ini kandungan ini mampu memberikan tenaga yang instan, besar, dan cukup lama. Dengan mengkonsumsi dua porsi petai, akan diperoleh tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas berat selama 90 menit.
2). Mengurangi Depresi
Hasil survey yang dilakukan oleh MIND menunjukkan, banyak pasien penderita depresi merasa lebih baik setelah mengkonsumsi petai. Hal ini karena petai mengandung tryptophan, sejenis protein yang diubah tubuh menjadi serotonin. Protein ini akan membuat saraf relax, memperbaiki mood dan membuat seseorang lebih bahagia.
3). Mengurangi PMS (premenstrual syndrome)
Wanita yang mengkonsumsi petai dapat mengurangi rasa sakit pada saat menjelang menstruasi. Hal ini karena petai mengandung citamin B6 yang dapat mengatur kadar gula darah.
4). Mengatasi Anemia
Petai juga mengandung zat besi yang tinggi. Zat besi ini dapat menstimulasi produksi sel darah merah sehingga terhindar dari anemia.
5). Mengatasi Tekanan Darah Tinggi dan Stroke
Petai merupakan buah tropis yang memiliki kandungan kalium sangat tinggi, tetapi rendah garam. Kondisi ini sangat membantu si pengkonsumsi untuk mengurangi tekanan darah tinggi yang dideritanya. Karena khasiatnya itu, FDA Amerika mengizinkan perkebunan petai untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan buah ini untuk menurunkanresiko tekanan darah dan stroke.
6). Meningkatkan Konsentrasi Otak
Dua ratus siswa di Twickenham (Middlesex) yang memakan pete pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang dapat mengatasi ujian sekolah dengan mudah. Riset telah membuktikan, buah dengan kandungan kalium tinggi ini ternyata dapat membantu konsentrasi belajar dengan membantu siswa semakin waspada.

7). Mengatasi Sembelit
Bagi yang sering mengalami gangguan perut, petai dapat membantu menormalkan kembali aksi pencernaan. Hal ini karena petai megandung serat yang tinggi.

8). Obat Mabuk
Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan "penyakit" mabuk adalah milkshake pete, yang dimaniskan dengan madu. Pete akan membantu menenangkan perut dan dengan bantuan madu akan meningkatkan kadar gula darah yang jatuh, sedangkan susu akan menenangkan dan kembali memperbaiki kadar cairan dalam tubuh.

9). Mengatasi Kekenyangan
Pete memiliki efek antasid pada tubuh. Oleh karena itu, pada saat dada terasa panas akibat kebanyakan makan, pete dapat mengurangi sakitnya.

10). Mengatasi Mual di Pagi Hari
Makan pete diantara jam makan akan menolong mempertahankan kadar gula dan menghindari muntah.

11). Mengurangi Efek Gigitan Nyamuk
Bagian dalam kulit pete yang digosokan ke daerah yang terkena gigitan nyamuk dapat mengatasi rasa gatal dan bengkak.

12). Menenangkan Sistem Saraf
Tingginya kandungan vitamin V dalam petai telah membantu dalam menenangkan sistem saraf bagi yang mengkonsumsinya.

13). Mengatasi Kegemukan
Kegemukan merupakan salah satu kondisi badan yang sering tidak diinginkan oleh sebagian besar orang, khususnya wanita. Penelitian di Institute of Psychology Austria menemukan, saat kerja menyebabkan orang sering meraih makanan yang menenangkan seperti coklat dan keripik. Dengan melihat kepada 5.000 pasien di rumah sakit, peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang mejadi gemuk karena tekanan kerja yang tinggi. Laporan menyimpulkan bahwa, untuk menghindari nafsu memakan makanan karena panik, kita butuh mengendalikan kadar gula dalam darah dengan ngemil makanan tinggi karbohidrat setiap dua jam untuk mempertahankan kadarnya tetap.
14). Menyembuhkan Luka Lambung
Petai memiliki textur yang lembut dan halus sehingga dapat digunakan untuk merawat pencernaan. Buah ini adalah satu-satunya buah mentah yang dapat dimakan tanpa menyebabkan stress dalam beberapa kasus yang parah. Buah ini juga mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung.

15). Mengatur Suhu Tubuh
Pada beberapa negara, petai sering digunakan sebagai buah 'dingin' yang mampu menurunkan suhu tubuh dan emosi ibu yang hendak melahirkan. Di Belanda misalnya, ibu hamil akan makan petai agar suhu si bayi pada saat dilahirkan tidak tinggi.

16). Seasonal Affective Disorder (SAD) (penyakit emosional yang kacau)
Pete dapat membantu penderitas SAD kerena mengandung pendorong mood alami, tryptophan
17). Mengatasi Kecanduan Rokok
Vitamin B6 dan B12 yang dikandungnya, bersama dengan kalium dan magnesium, membantu tubuh cepat sembuh dari efek penghentian nikoti.

18). Mengurangi Stress
Sebagaimana sudah disebutkan di atas, petai memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi. Untuk dimaklumi, kalium adalah mineral penting yang membantu menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika stress, kecepatan metabolisme tubuh akan meningkat, sehingga akan mengurangi kadar kalium dalam tubuh. Kekurangan kadar kalium ini ini dapat diseimbangkan lagi dengan memakan petai.
19). Mengurangi Resiko Stroke
Menurut riset dalam "The New England Journal of Medicine," makan pete sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke sampai 40%.
20). Mematikan Caplak
Mereka yang suka berpaling pada pengobatan alami akan berani bersumpah, jika anda ingin mematikan caplak, maka ambil sepotong pete, dan letakkan di caplak itu. Tetap pertahankan pete itu dengan menggunakan plester!
21). Sumber Antioksidan (Antikanker)
Radikal bebas merupakan senyawa yang sering dituduh sebagai salah satu penyebab kanker. Hidrogen peroksida, superoxide anion, dan hidroksil merupakan contoh-contoh radikal bebas. Molekul tersebut sangat tidak stabil, sangat reaktif, dan merusak jaringan.

Radikal bebas tidak berdaya bila berhadapan dengan antioksidan. Hal ini karena antioksidan dapat melindungi jaringan tubuh dari efek negatif radikal bebas. Antioksidan ini ada yang terbentuk di dalam sel-sel tubuh kita (intraseluler), ada pula yang terbentuk dari luar sel tubuh (ekstraseluler), salah satunya dari makanan. Salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi adalah petai. Vimala S. Dkk (1999), menyatakan, petai memiliki aktivitas pembersih superoksida yang tinggi, yakni di atas 70%.

Selain manfaat di atas, buah petai juga dikenal sebagai obat penyakit lever (hepatalgia), udema, radang ginjal (nefritis), diabetes, dan sebagai peluruh cacing (antelmintik). Sementara itu, daunnya digunakan sebagai bahan obat sakit kuning. Khasiat-khasiat tersebut diduga berkaitan dengan kandungan alkaloidnya.

Untuk diketahui juga, ternyata petai memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibanding apel. Jika dibandingkan dengan apel, pete memiliki protein 4 kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat Vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Ternyata, petai juga kaya kalium dan merupakan buah dengan nilai makanan terbaik.
Setelah mengetahui betapa banyaknya khasiat yang bisa diperoleh dari petai, mulai hari ini, kita tidak perlu ragu lagi untuk mengkonsumsinya. Petai, meski baunya bikin enek, tapi khasiatnya bikin enak.

Senin, 23 Juni 2008

KUPU-KUPU: Habitat dan Nilai Ekonominya



Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan alam yang melimpah di bumi Indonesia. Di beberapa daerah, spesies ini telah menjadi sumber pendapatan tambahan, misalnya masyarakat Bantimurung. Ini tidak lepas dari bentuk dan corak tubuhnya yang indah dan berwarna-warni.
Tempat tinggal kupu-kupu adalah lahan bera atau menganggur (wastelands), kebun buah-buahan, areal pertanian, pinggiran aliran sungai, hutan primer dan sekunder, dengan ketinggian 0 – 2.000 mdpl.
Berdasarkan waktu aktivitasnya, kupu-kupu tergolong kedalam hewan diurnal (aktif di siang hari). Pada saat cuaca cerah, sekitar pukul 08.00 - 10.00, mereka akan mengunjungi bunga-bunga yang sedang mekar untuk menghisap madu. Menjelang siang hari, mereka beristirahat pada tempat-tempat yang teduh, dan melanjutkan ektivitasnya kembali sekitar pukul 15.00 – 17.00.
Bentuk dan warna sayap yang indah berperanan penting bagi kegiatan reproduksinya. Warna ini berguna untuk menarik pasangan agar saling mengenal sebelum melakukan perkawinan. Kupu-kupu betina dapat langsung kawin 2 – 3 jam setelah menetas dari kepompong, sedangkan yang jantan memerlukan waktu 2 – 3 hari barulah ia kawin. Selama proses kawin, sang jantan dan betina berpasangan dalam beberapa jam. Setelah kawin, 2 – 3 hari kemudian sang betina bertelur. Telur diletakkan melekat pada daun.
Selain sebagai hiasan, kupu-kupu juga memiliki banyak manfaat lainnya: 1. Membantu penyerbukan tanaman; misal Euploea callithoe, Papilio iswara, Ornitophtera dll.; 2. Manfaat keindahan (hiasan dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas, tirai, dompet); 3. Bahan penelitian biologis (penelitian serologis, misal di Inggris) dan penelitian genetik; 4. Bahan industri; misal ngengat ulat sutera (Bombyx mori); 5. Sumber protein (misal kupu-kupu pisang, Eryonotathrax, larva kupu-kupu raksasa yang dianggap sebagai hidangan enak di Meksiko, ”Gusanos de maguey”); 6. Koleksi; 7. Rekreasi (dipelihara di rumah kaca untuk ditonton).
Karena bentuk dan corak tubuhnya yang indah itu, kupu-kupu telah menjadi satwa yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Menurut CV Nusa Harapan Manokwari (1984) harga kupu-kupu Indonesia dapat mencapai US$ 0,5 – US$ 400 atau berkisar antara Rp 4.000,00 – 3.200.000,00 per ekor.
Dengan sedikit gambaran di atas, ternyata kupu-kupu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Karena itu, tidak ada salahnya jika kita mulai membudidayakan kupu-kupu sebagai alternatif pemanfaatan hasil hutan non kayu.

AH.....MALES.....MALES.....BETE....

Bete, jenuh, males, lemes, gak ada gairah......itulah yang saya rasakan saat ini. Mau menulis, juga males. Mau baca-baca buku, juga gak nafsu. Mau buka-buka internet, juga males.
Huh...Apa yang harus saya lakukan? tidak tahu. Kenapa ini terjadi? juga tidak tahu. Sebenarnya, bikin tulisan ini juga males. Pokoknya males, males, dan males.
Jam di sudut bawah kiri leptopku sudah menunjukkan angka 12.10. Dari pagi hingga saat ini, saya belum melakukan aktivitas apa-apa, kecuali memberikan bimbingan kepada seorang mahasiswa bimbinganku. Itu juga hanya beberapa menit, tidak lebih dari setengah jam. Selapas itu, saya hanya diam, duduk, buka-buka email dan menutupnya kembali.
Temen-temen sepekerjaan yang biasanya ramai di ruangan, kini tidak ada. Entah apa yang mereka sedang kerjakan, aku tidak tahu. Yang jelas, mereka tidak sedang berada di ruangan. Di tempat expo kah? tidak tahu. Di lapangan, sinar matahari sangat menyengat. Jadi, kemungkinan besar mereka tidak di lapangan. Sedang berkumpul di ruangan TU kah? entahlah.
Oh..ya....saat ini, kami sedang menyelenggarakan expo tanaman hias nasional. Sambutan dari peserta sangat menggembirakan panitia. Pesertanya dari berbagai daerah di Pulau Jawa, mulai Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Sambutan pengunjung pun sangat bagus. Setiap hari, terutama sore hingga malam, lokasi expo dipadati oleh para pengunjung dari berbagai daerah. Expo ini juga dilengkapi dengan berbagai lomba kreatifitas anak, kontes tanaman hias, dan gelar UKM serta hiburan rakyat seperti ombak banyu, kereta-keretaan dan kolam bola. Persembahan-persembahan tersebut memberikan nilai tambah dan banyak pilihan bagi para pengunjung, khususnya usia muda. Expo ini rencananya akan diakhiri pada tanggal 4 Juli 2008, mundur 2 hari dari rencana semula, 6 Juli 2008. Perubahan jadwal ini mengingat tanggal 5 Juli 2008 nanti akan diselenggarakannya wisuda. Jika saja expo tetap dilangsungkan, tentunya kampus ini akan dipadati oleh para peserta wisuda, tamu undangan, dan pengunjung expo sehingga keamanan kampus dan kekhidmatan wisuda dikhawatirkan terganggu. Karena itulah, para panitia expo mengalah, dan mempercepat dua hari jadwal kegiatan expo.
Apalagi yang harus saya tulis. Entah lah. Saya sedang males melakukan aktivitas apapun.

Minggu, 22 Juni 2008

DEMI WISUDA...DEMI PELAYANAN...LINGKUNGAN DIKORBANKAN

Sebentar lagi (tepatnya tanggal 05 juli 2008), perguruan tinggi tempat saya bekerja akan menyelenggarakan hajat besar tahunan, wisuda sarjana dan pascasarjana (angk pertama). Total wisudawan (sarjana dan pascasarjana) sekitar 650 orang.

Meski untuk ukuran daerah, kampus ini cukup besar, tapi (perkiraan panitia) halamannya tidak cukup untuk menampung kendaraan yang di bawa para wisudawan, termasuk para pengantar. Kondisi ini membuat panitia harus berputar otak.

Setelah otaknya diputar berkali-kali, akhirnya panitia menemukan sebuah solusi (?). Panitia berencana menjadikan lahan yang berada di belakang gedung student centre sebagai tempat parkir. Sayangnya, lahan tersebut sudah ditanami jati (Tectona grandis) dan gmelina (Gmelina arborea).

Memang, jumlah tanaman jati dan gmelina tidaklah banyak, hanya ada 17 batang, dan ukurannya pun tidak besar, hanya berdiameter sekitar 2 cm dan tingginya sekitar 1 - 2 meter. Masalahnya, tanaman tersebut ditanam dua tahun yang lalu. Selama dua tahun itu, tanaman tersebut telah menghabiskan berkilo-kilo gram pupuk NPK dan organik. Tidak hanya itu, tanaman tersebut telah menguras keringat para mahasiswa untuk membebaskannya dari gangguan semak belukar dan rerumputan.

Haruskah pengorbanan yang telah dilakukan selama dua tahun oleh para mahasiswa kehutanan lenyap begitu saja demi kepentingan lembaga untuk setengah hari saja? Saya pribadi akan menjawab tidak.
Sebenarnya, jika saja panitia mau sedikit bekerja keras, lahan di luar kampus bisa dioptimalkan. Ini mengingat, lokasi kampus, letaknya berada di samping jalan raya. Kebetulan, jalan raya ini bukan jalur yang ramai dilewati oleh kendaraan. Jadi, dengan pengawasan yang ketat dan penambahan jumlah personil, satu sisi jalan raya ini bisa dijadikan sebagai lahan parkir.
Karena itu, saya berharap, semoga lahan yang telah ditanami oleh mahasiswa ini tidak jadi digunakan sebagai areal parkir kendaraan para wisudawan dan tamu undangan. Menanam pohon agar bisa terus tumbuh dan berkembang tidaklah mudah, apalagi di lahan kampus, yang bekas urugan.
Namun, saya juga berharap, semoga wisuda yang sebentar lagi akan dilaksanakan bisa sukses, tanpa ekses. Wilujeng damel kanggo para panitia. Amiin.

AMANKAH PEMBASMI NYAMUK YANG SELAMA INI KITA PAKAI?

Agak ragu saya menulis artikel ini karena menyangkut pekerjaan yang saya geluti. Tapi sebagai orang yang sedikit banyak tahu saya merasa berdosa bila tidak menyampaikannya. Silakan di forward bila perlu...
Seberapa sering anda memakai obat nyamuk? Apa mereknya? Apa jenisnya? Ampuhkah? Berapa harganya?Itulah pertanyaan yang sering mucul tentang obat nyamuk. Tapi, berapa banyak yang bertanya: AMANKAH? Saya harus bilang bahwa saat ini boleh dibilang tidak ada satu pun obat nyamuk di Indonesia yang benar2 ampuh dan AMAN.Prinsip dasar yang harus dipahami semua orang ketika menggunakan obat nyamuk adalah bahwa zat yang dipakai itu RACUN, dan tidak ada racun yang benar2 aman.
Saya sedih melihat iklan2 di TV dan media lain yang menyesatkan. Tahu iklan Baygon terbaru tentang Baygon biru yang tidak bikin batuk or wanginya segar? Itu iklan yang keterlaluan dan sangat menyesatkan, karena seolah2 dengan menggunakan Baygon biru kita boleh tetap berada di ruangan saat penyemprotan terjadi. Saya sudah protes Intern tapi tidak serius ditanggapi. Baygon mengandung 2 racun utama, yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur adalah senyawa karbamat (senyawa antaranya, MIC, pernah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan kerusakan syaraf ratusan ribu orang lainnya dalam kasus Bhopal di India) yang telah dilarang penggunaannya di luar negri karena diduga kuat sebagai zat karsinogenik. Sedangkan transfluthrin relatif aman hingga saat ini.
Saya pernah kerja di pabrik propoxur for more than 1.5 years so I know much about this. Saya juga pernah "mabuk" propoxur karena menyentuhnya dengan tangan yang sudah menggunakan sarung tangan... 7 hari panas dingin gak keruan. Kalau yang lain bagaimana? HIT yang promosinya sebagai obat nyamuk ampuh dan murah memang benar, bahkan sedikit lebih ampuh dari Baygon, tapi sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur, tapi juga DDVP atau dichlorvos—zat turunan chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia. Murah tapi berbahaya. Pilih mana?
Sedangkan obat nyamuk lain seperti Baygon tutup hijau, Vape, Raid dan Mortein memang non-propoxur dan non-DDVP, tapi keampuhannya sangat diragukan. Mereka hanya efektif melawan nyamuk Aedes, tapi berantakan saat melawan nyamuk Culex sp (ini nyamuk malam yang sering gangguin kita). Wangi pada obat nyamuk aerosol maupun semprot semestinya justru menjadi indikasi bahwa kita tidak boleh berada di ruangan tsb selama bau masih tercium, kurang lebih selama 1 jam...Obat nyamuk tipe lain bagaimana? Sama saja.
Obat nyamuk bakar jelas menghasilkan asap dan racun, jenis electrik pun tetap menghasilkan racun (HIT bahkan menggunakan propoxur untuk obat nyamuk elektriknya) . Penggunanaan obat nyamuk dengan cara dibakar atau dengan listrik harus dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, tidak boleh dalam ruangan tertutup karena racun dan asap yang dihasilkan akan mengurangi proporsi kandungan oksigen dalam ruangan.Kalau reppelent atau penolak nyamuk seperti Autan, Sari Puspa/Soffell, atau Lavender gimana? For your info: Ketiganya mengandung racun bernama Diethyltoluamide atau DEET. DEET ini sangat korosif, Autan tidak dapat disimpan dalam wadah plastik PVC atau besi karena dalam hitungan minggu akan mengikis lapisannya. Bayangkan bila itu kena kulit kita?
Jadi, sekali lagi telah terjadi pembohongan publik lewat iklan anti nyamuk yang lembut bagi kulit. Mana mungkin zat yang jelas2 merusak kulit dapat merawat kulit. Bahkan setelah ditambahi embel2 menggunakan Aloe Vera atau zat pelembab lain, tetap saja berbahaya. Jangan gunakan pada kulit yang sensitif atau anak di bawah usia 2 tahun.Jadi, gimana? Back to nature, kalau malam pakai kelambu. Kalau siang pakai tangan or raket listrik.
Obat nyamuk hanya digunakan bila gangguan memang sudah tak terkendali atau melebihi batas toleransi dan GUNAKAN DENGAN CARA YANG AMAN... Jangan pernah berfikir racun itu aman... Beberapa memang ampuh. Tapi tak ada yang benar2 aman... Pilihlah yang efek racunnya paling kecil. Jika sekadar untuk mengendalikan (bukan membasmi, sebab kalau nyamuk habis, maka selesai pulalah pekerjaan orang2 seperti saya) nyamuk, maka pilihan terbaik adalah Baygon Tutup hijau (racunnya transfluthrin dan Cyfluthrin) Vape or Mortein. Kalau perlu mengendalikan kecoa, maka Baygon selain tutup hijau dan Mortein adalah pilihan terbaik. Kalau obat nyamuk bakar sih hampir sama semua...Obat nyamuk elektrik pilihannya ada pada Baygon or Vape. Sedangkan lotion penolak nyamuk antara Sari Puspa or Autan (kandungan DEET 13 dan 12.5, sedangkan Lavender hingga 15).
Semuanya terserah anda ...........
Best Regards,
Ingrid
Catatan: - Tulisan ini diperoleh dari millis jurnalisme@yahoogroups.com, email pengirim: ade alfia" ade_alfia@yahoo.com
-Pengirim bukanlah penulis tulisan ini. Dia memperolehnya From: Biko Sabri <bikosabri@gmail.com>Subject: [Alumni-JSI] FWD: YANG KERJA DI BAYGON MENULIS INI UNTUK ANDATo: Alumni-JSI@yahoogroups.comDate: Thursday, June 19, 2008, 1:44 PM
-Tulisan ini dibuat oleh orang yang bekerja di Baygon

Kamis, 19 Juni 2008

KAYU VS NON KAYU

Allah SWT menganugrahi Indonesia dengan sumberdaya alam yang sangat tinggi, tidak terkecuali sumberdaya flora dan fauna yang terkandung dalam kawasan hutan. Menurut data yang dihimpun oleh Bappenas (1993), hutan tropis Indonesia memiliki sekitar 25.000 jenis tumbuhan berbunga, 1.519 jenis burung, 600 jenis reptilia, 515 jenis mamalia, 270 jenis amfibia, dan untuk jenis ikan sekitar 25% dari total jenis ikan yang ada di muka bumi ini. Tingginya keanekaragaman hayati ini telah menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga sebagai negara megabiodiversity setelah Brazil dan Zaire.

Kayu merupakan hasil hutan yang telah diandalkan sebagai modal pembangunan nasional. Pada tahun 1977, total produksi kayu bulat Indonesia mencapai 28 juta meter kubik, paling sedikit 75 persen diantaranya diekspor (Romm, 1980). Pada tahun 1979 Indonesia menjadi produsen kayu bulat tropis terbesar di dunia, menguasai 41 persen pangsa pasar dunia (2,1 miliar dolar). Nilai ini menunjukkan volume ekspor kayu tropis lebih besar dari gabungan ekspor Afrika dan Amerika Latin (Gillis, 1988).

Sayangnya, pemanfaatan sumberdaya hutan yang terfokus kepada kayu ini telah menyebabkan rusaknya sebagian besar hutan Indonesia sehingga produksi kayu pun menurun. Pada periode tahun 1985 hingga 1997, Indonesia telah kehilangan sekitar 17 persen kawasan. Untuk tahun 1980-an, luas hutan yang hilang dari bumi Indonesia sekitar satu juta hektar setiap tahunnya, dan sekitar 1,7 juta ha per tahun pada tahun 1990-an. Sejak tahun 1996, laju kerusakan hutan makin meningkat, mencapai 2 juta ha per tahun (Holmes, 2000). Menurut data dari Badan Planologi Departemen Kehutanan (2003), total luas kerusakan hutan Indonesia mencapai 101,79 juta hektar.

Untuk mengurangi laju kerusakan dan menambah nilai manfaat sumberdaya hutan, perlu ada upaya pengembangan pemanfaatan hasil hutan yang mengarah pada non kayu. Mengingat di dalam kawasan hutan banyak sekali flora yang berestetika tinggi, pengembangan tanaman hias dapat dijadikan salah satu alternatif untuk tujuan tersebut. Beberapa contoh flora hutan yang sangat berpotensi untuk dijadikan tanaman hias dan bernilai ekonomi tinggi adalah kantong semar, anggrek, aglonema, anthurium, dan kelompok paku-pakuan.

Akhir-akhir ini, permintaan luar negeri terhadap tanaman hias cukup tinggi dan meningkat sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan sebagai sumber devisa negara. Kontribusi PDB dari komoditas tanaman hias telah menempatkan PDB hortikultura berada pada urutan kedua setelah tanaman pangan. Nilai PDB tahun 2006 mencapai Rp. 5.719 miliar, pada tahun 2005 mencapai Rp. 4.662 miliar, dan tahun 2004 mencapai Rp. 4.609 miliar. Produksi tanaman hias utama tahun 2005 menurut sumber BPS untuk anggrek 7.902.403, anthurium 2.615.999, anyelir 2.216.123, gerbera 4.065.057, gladiol 14.512.619, heliconia 1.131.568, krisan 47.465.794, mawar 60.719.517 dan sedap malam 32.611.284.
Sedangkan dracaena 1.131.621 batang, melati 22.552.537 kilogram dan palem 751.505 pohon (Sinar Tani, 2007).

Kini sudah saatnya mengalihkan penekanan pemanfaatan sumberdaya hutan dari kayu ke non kayu. Hutan lestari, rakyat menari, negara berseri. Semoga.

Senin, 16 Juni 2008

ADAKAH MANFAAT SUMBERDAYA HUTAN SELAIN KAYU?

Hutan mengandung sumberdaya yang tidak ternilai harganya. Sayangnya, hingga saat ini, pemanfaatan sumberdaya hutan masih terfokus pada kayu.

Padahal, pemanfaatan sumberdaya hutan berupa kayu sering menimbulkan banyak masalah berikutnya. Pada saat menebang sebuah pohon, anakan dan pohon-pohon kecil yang berada di sekitarnya akan tertimpa dan rusak, bahkan mati. Penebangan pohon-pohon juga mengakibatkan terbukanya lahan hutan. Selanjutnya, pembukaan lahan ini mengakibatkan meningkatnya aliran permukaan dan penguapan air tanah, serta menurunnya air yang terserap oleh tanah sehingga persediaan air tanah akan berkurang.

Pemanfaatan hasil hutan non kayu dapat menjadi alternatif pemanfaatan sumberdaya hutan yang dapat menjaga keseimbangan ekosistemnya. Salah satu produk hasil hutan non kayu yang bisa dimanfaatkan adalah tanaman hias. Selain pemanfaatannya dapat mengurangi kerusakan lahan hutan, tanaman hias juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Bahkan, pada beberapa jenis, tanaman hias ini memiliki harga di atas sepuluh juta.

Kenapa pemanfaatan hasil hutan non kayu, berupa tanaman hias, dapat mengurangi tingkat kerusakan lahan? Tumbuhan yang berestetika tinggi umumnya tumbuhan bawah, epipit, atau liana. Tentunya, pengambilan jenis-jenis tumbuhan ini tidak membutuhkan penebangan sehingga lahan hutan tetap tertutup dan tumbuhan lainnya tetap terbebas dari gangguan yang dapat menimbulkan kerusakan.

Oleh karena itu, dewasa ini, pemanfaatan hasil hutan non kayu (termasuk tanaman hias) hendaknya menjadi prioritas dan opini hasil hutan hanya berupa kayu harus dirubah.

Jumat, 13 Juni 2008

SEBENARNYA.....HUTAN KITA CANTIK......

Hutan kita memang indah dan kaya akan flora-fauna. Karena itu, tidak heran jika keanekaragaman hayati hutan Indonesia menduduki posisi ketiga setelah Brazil dan Zaire.

Andaikan saja semua kondisi hutan Indonesia seperti gambar hutan yang berada di samping ini, tentunya kita tidak akan mengenal banjir dan longsor. Kita juga dipastikan tidak akan mengenal kekurangan air bersih.
Sayangnya, sebagian besar hutan kita telah lenya dari bumi tercinta ini. Sebagian besar diantara kita lebih mengutamakan kepentingan sesaat saja daripada kepentingan jangka panjang. Karena lenyapnya sebagian besar kawasan hutan, setiap tahun kita semua berlangganan banjir dan longsor juga kekeringan. Karena rusaknya hutan, kita juga setiap tahun menjadi langganan gagal panen.
Tidak ada kata terlambat, mari kita menjaga hutan sebagaimana menjaga diri sendiri, mari kita mencintai hutan sebagaimana mencintai diri sendiri.

Kamis, 12 Juni 2008

PESAN UNTUK CALON BUPATI BARU


Beberapa bulan lagi, tepatnya bulan Oktober 2008, masyarakat Kabupaten Kuningan akan memilih bupati yang baru. "Baru" disini bisa berarti bupatinya benar-benar baru, atau bisa juga bupati yang lama tapi terpilih kembali untuk memimpin Kabupaten Kuningan pada periode berikutnya.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh para calon bupati, agar Kabupaten Kuningan ini maju dan mampu mensejajarkan diri dengan kabupaten tetangga lainnya.

Pertama
, pemerataan pembangungan. Kita patut berterima kasih kepada bupati sekarang. Di bawah kepemipinan beliau, masyarakat Kabupaten Kuningan bisa memiliki jalan yang sangat bagus. Bahkan, ini sudah menjadi ikon bagi Kabupaten Kuningan: bila berbicara kuningan berarti berbicara jalan yang sangat bagus. Sayangnya, pembangunan jalan ini belum merata, misalnya Kecamatan Selajambe dan Kecamatan Subang. Kondisi jalan di dua kecamatan ini masih sangat mengkhawatirkan sehingga masyarakatnya belum bisa menikmati betapa enaknya jalan-jalan di jalan hotmik. Atau mungkin ini karena sebagian besar masyarakat di kedua kecamatan tersebut bukan pendukung partai yang mengusungnya? Entahlah! Semoga alasannya bukan seperti itu.

Karena itu, kepada para calon bupati, saya memohon untuk tidak pilih kasih dalam pembangunan jalan. Kami juga memohon, seandainya terpilih, bupati yang barus segera memperbaiki sarana transportasi di kedua kecamatan tersebut. Mohon diingat, pemimpin adalah pelayan dan miliki masyarakat, bukan miliki golongan atau partai politik.

Sungguh hina, jika masih ada pemimpin yang masih menganggap dirinya milik golongan tertentu. Sungguh hina jika masih ada pemimpin yang tidak memperhatikan rakyatnya hanya karena sebagian besar rakyatnya bukan pendukung partai yang mengusungnya.
Sekali lagi, kepada para calon bupati yang baru, berlaku adlillah, meskipun berlaku adil itu terkadang menyakitkan.

Kedua
, biaya pendidikan yang murah. Kini masyarakat Kabupaten Kuningan mendambakan biaya pendidikan yang murah, kalo bisa gratis. Karena itu, kepada para calon bupati, seandainya terpilih jadi bupati, saya mohon biaya pendidikan dimurahkan. Hapuskan semua hal-hal yang berbau korupsi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan. Dinas pendidikan hendaknya menjadi contoh bagi dinas-dinas lainnya di lingkungan Kabupaten Kuningan. Ya... dari pada uangnya dikorupsi... kan mendingan disalurkan buat kebutuhan pendidikan, ya.. termasuk buat kesejahteraan para gurunya. Kasihan... sebagian besar guru di Kabupaten Kuningan pasti memiliki utang (?).

Murahnya biaya pendidikan, otomatis akan meningkatkan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya hingga pendidikan yang lebih tinggi. Tingginya tingkat pendidikan masyarakat Kuningan berarti tinggi pula kualitas Sumberdaya Manusia Kabupaten Kuningan. Tentunya, bila SDM nya tinggi, Kabupaten Kuningan akan menjadi kabupaten yang tangguh dan mampu mensejajarkan diri dengan kabupaten lainnya, khususnya kabupaten tetangga.

Ketiga,
pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan. Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang sangat kaya akan sumberdaya alamnya. Kabupaten Kuningan memiliki lahan hutan, kebun dan sawah yang sangat luas. Selain itu, Kabupaten Kuningan juga merupakan kabupaten penyangga bagi kabupaten lainnya seberti Cirebon, Ciamis, dan Brebes.

Meski sudah menjadi kabupaten konservasi, Kabupaten Kuningan masih saja mengalami "pembabatan hutan" dan konversi lahan. Selain itu, di Sektor Kehutanan, Kabupaten Kuningan masih mengandalkan hasil hutan berupa kayu. Padahal, Kabupaten Kuningan juga memiliki sumberdaya hutan non kayu dan jasa lingkungan yang sangat tinggi. Beberapa hasil hutan non kayu yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan di Kabupaten Kuningan adalah tanaman hias dan tanaman obat. Jasa lingkungan yang bisa dimanfaatkan adalah mata air dan wisata alam.

Untuk diingat, Kabupaten Kuningan, khususnya di kaki Gunung Ciremai memiliki banyak sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun. Untuk diingat pula, Kabupaten Kuningan juga memiliki kawasan wisata yang tersebar hampir di setiap kecamatan. Karena itu, bupati yang baru harus mampu mengoptimalkan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kelestariannya.

Sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pemimpin di Kabupaten Kuningan. Namun, menurut saya, yang paling penting adalah tiga hal yang disebutkan di atas.


Rabu, 11 Juni 2008

MARI MENJAGA ANUGRAH TUHAN

Hutan, sawah, dan ladang adalah anugrah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ternilai harganya. Berkat hutan, ladang dan sawah, kita (umat manusia) bisa hidup layak sebagai manusia. Karena itu, melestarikan sumberdaya alam adalah pekerjaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Sayangnya, sebagian besar diantara kita, lebih senang merusak dari pada menjaga dan melestarikannya. Sebagian besar diantara kita lebih senang meraup keuntungan jangka pendek, tanpa memikirkan akibat kedepannya. Hutan mereka babat, sungai mereka kotori, dan laut mereka cemari.
Akibatnya, banjir, dan longsor datang silih berganti seolah tidak akan berhenti. Akibatnya lagi, air yang tadinya barang gratis dan mudah didapat kini telah menjadi barang yang mahal juga langka.
Ketika air tidak lagi dijumpai (sawah, kebun, dan hutan mengering), kita (?) pasti akan sadar betapa pentingnya air dan betapa pentingnya melestarikan sumberdaya alam.

Selasa, 10 Juni 2008

ANTARA BBM, KINCIR AIR, DAN PENGHIJAUAN HUTAN

Musim kemarau sudah tiba. Ini sebuah pertanda, berbagai cerita kekurangan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup akan segera dimulai, tak terkecuali air untuk kebutuhan pertanian. Menghadapi musim ini, para petani harus benar-benar memutar otak agar padinya tetap mendapatkan pasokan air sehingga tidak gagal panen dan dapurnya tetap ngebul.
Pasca kenaikan BBM, hidup petani semakin terhimpit. Selain harus mengeluarkan uang belanja tambahan karena melonjaknya harga-harga bahan pokok, para petani juga harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli BBM yang harganya merangkak 30 persen. Bantuan langsung tunai yang besarnya 100 ribu rupiah tidaklah cukup untuk menutupi kekurangan belanja akibat adanya kenaikan BBM tersebut. Kondisi ini belum lagi ditambah dengan naiknya harga pupuk sehingga uang tambahan yang harus dikeluarkan makin besar.
Untuk sawah-sawah yang terbentang di sepanjang sempadan sungai, pembuatan kincir air bisa dijadikan salah satu alternatif dalam mengatasi kekeringan. Sebenarnya, pembuatan kincir air sering dilakukan oleh para petani jaman dulu untuk mengairi sawahnya. Namun, setelah adanya mesin pompa air, para petani lebih memilih untuk menggunakan mesin tersebut karena menurut petani lebih praktis. Kini, setelah naiknya harga BBM, penggunaan mesin pompa air bukan lagi pilihan yang praktis melainkan pilihan yang memberatkan. Misalkan saja sekali pompa menghabiskan dua liter bensin, maka petani harus mengeluarkan uang sebesar Rp 12.000,00. Seandainya dalam seminggu petani harus mengairi sawahnya dua kali, maka total uang yang harus dikeluarkan oleh petani dalam sebulan sebesar Rp.96.000,00. Jadi hingga panen, besarnya uang yang harus dikeluarkan untuk menyiram saja tidak kurang dari tiga ratus ribu rupiah. Ini tentunya belum termasuk uang sewa pompa air (bila menyewa). Karena itu, kembali kepada penggunaan kincir air dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Selain hemat biaya, penggunaan kincir air juga memiliki banyak keuntungan. Pertama, bahan baku mudah didapat. Untuk membuat kincir air tidak perlu mendatangkan bahan baku dari luar daerah terlebih lagi harus mengimpor (?). Bahan baku yang digunakan untuk membuat kincir air tersebut adalah bambu, papan, dan paku. Bambu digunakan untuk jari-jari kincir dan penampung air. Papan ditempatkan di ujung jari-jari dan berguna untuk menahan arus air sehingga kincir bisa berputar. Tentunya, paku sangat berguna untuk menyatukan antara komponen yang satu dengan yang lainnya. Jadi, kecuali paku, hampir 99 persen bahan baku kincir bisa diperoleh dari lingkungan sekitar/setempat. Kedua, hemat energi. Energi yang digunakan untuk menggerakan kincir air adalah arus air sungai sehingga tidak diperlukan bahan bakar fosil atau BBM. Oleh karena itu, penggunaan kincir air tidak akan meningkatkan penggunaan BBM. Sebaliknya, penggunaan kincir air telah mengurangi ketergantungan petani dari pemakaian BBM sehingga cadangan BBM di alam bisa sedikit dipertahankan.
Ketiga, ramah lingkungan. Sebagaimana pada alasan pertama, bahan baku yang digunakan berasal dari bahan yang mudah terbarukan. Kendatipun sudah tidak dipakai lagi, bahan-bahan tersebut bisa dibuka untuk kemudian dijadikan kayu bakar. Selain itu, energi yang digunakan berupa arus air, bukan bahan bakar fosil atau BBM. Dengan demikian, pembuatan kincir air merupakan upaya pengairan sawah yang ramah lingkungan. Keempat, mudah dikerjakan. Karena bentuknya cukup sederhana, pembuatan kincir air tidak memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Karena itu, setiap petani dipastikan tidak akan mengalami kesulitan dalam membuat kincir air ini. Kelima, mampu mengairi lahan yang cukup luas. Dengan menempatkan kincir air di sebelah hulu, maka sawah-sawah yang berada di sebelah hilir akan mudah untuk terairi.
Namun demikian, pembuatan kincir air tidak berarti tidak memiliki kendala dan kelemahan. Pertama, kincir air umumnya hanya sekali pakai. Karena mudah rusak, pada musim kemarau mendatang, para petani harus membuat kincir air yang baru. Namun, permasalahan ini tidak terlalu berarti karena bahan bakunya mudah didapat dan pengerjaannya tidak terlalu sulit. Kedua, perputaran kincir air sangat dipengaruhi oleh debit air sungai. Dewasa ini, sebagian besar sungai hanya mengalirkan air hingga awal musim kemarau. Memasuki pertengahan musim kemarau, sungai-sungai ini mulai mengering sehingga kincir tidak bisa berputar dan mengairi sawah. Jadi, tidak memadainya debit sungailah yang menjadi kendala utama dalam pembuatan kincir air ini.
Meski memerlukan jangka waktu yang cukup panjang, penghijauan di daerah hulu merupakan kunci untuk mengatasi kekeringan ini. Dewasa ini, daerah-daerah yang berada di hulu sudah banyak dikonversi untuk lahan-lahan perkebunan dan pertanian, dan peruntukan lainnya. Seharusnya, lahan-lahan di daerah hulu ini dipertahankan sebagai areal berhutan. Sayangnya, konversi lahan tersebut menyebabkan lahan-lahan ini menjadi terbuka. Pada lahan yang terbuka, penguapan akan tinggi dan air hujan yang dialirkan melalui permukaan akan lebih besar dari pada yang diserap oleh tanah. Tingginya penguapan dan rendahnya penyerapan air oleh tanah menyebabkan persediaan air tanah menurun dan cepat habis. Karena itu, pada saat memasuki musim kemarau, air tersebut sudah tidak bisa lagi mengairi sungai.
Dengan adanya penghijauan, fungsi ekosistem hutan di daerah hulu menjadi pulih seperti semula. Sebab, penghijauan menyebabkan lahan-lahan kembali tertutup. Kemudian, lahan yang tertutup ini menyebabkan penguapan air tanah di kawasan tersebut menjadi berkurang. Selain itu, tanaman penghijauan juga dapat memberikan kesempatan lebih lama kepada air hujan untuk meresap ke dalam tanah. Berkurangnya tingkat penguapan dan bertambahnya kemampuan tanah dalam menyerap air hujan menyebabkan persediaan air tanah kembali meningkat. Karena itu, pada saat musim kemarau air akan tetap mengairi sungai.
Penggunaan kincir air untuk mengairi sawah sangat diperlukan di tengah-tengah meningkatnya harga BBM. Namun, lebih penting lagi adalah melakukan penghijau di daerah-daerah hulu dan lahan kosong.

Senin, 09 Juni 2008

KEKERINGAN DAN CARA MENGATASINYA

Kemarau panjang yang berbuntut pada kekeringan merupakan kejadian yang telah menjadi langganan kita semua setiap tahun. Kejadian itu berulang, berulang, dan terus berulang. Fenomena ini menyebabkan kita semua, khususnya para petani, merasa was-was dan kalang kabut. Karena kekeringan, tanaman padi milik para petani terancam puso atau gagal panen sehingga merugi. Karena kekeringan, air bersih telah menjadi barang yang langka dan mahal sehingga harus ada biaya tambahan untuk membeli air. Karena itu, perlu ada penanganan khusus agar kita semua bisa terbebas dari ancaman kekeringan, khususnya bagi para petani.
Untuk tahun 2008 ini, fenomena kekeringan tampaknya sudah dimulai dan dampaknya juga sudah mulai dirasakan. Jawa Barat bagian timur yang merupakan salah satu sentra padi di Indonesia tidak luput dari ancaman kekeringan ini. Kabupaten Cirebon, misalnya, sedikitnya 1.500 ha tanaman padi terancam puso dengan ancaman kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Ini terjadi karena debit Bendung Rentang yang merupakan sumber pengairan bagi Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Indramayu kondisinya makin kritis. Bendungan yang letaknya di Kecamatan Jatitujuh, Kab. Majalengka ini, kini debit airnya airnya tinggal 14 meter kubik per detik. Kondisi yang sama dialami juga oleh Waduk Darma. Waduk yang merupakan sumber air bagi petani Cirebon ini, saat ini debitnya sudah menurun sehingga hanya mampu mengairi sawah pada bagian hulu dan tengah saja. Sementara daerah hilir – Kabupaten Cirebon – tidak kebagian pasokan air. Di perkirakan, kekeringan di Kabupaten Cirebon akan mencapai puncaknya pada bulan Juli mendatang.
Pada skala nasional, kekeringan tahun ini diperkirakan akan memberikan dampak yang lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. Data dari Departemen Pertanian menginformasikan, selama musim tanam 2007 – 2008 atau periode Oktober – Maret, luas areal persawahan di Indonesia yang mengalami puso atau gagal panen diperkirakan mencapai 103.197 ha. Khusus untuk periode Januari – April 2008, luas kekeringan mencapai 14.300 ha dan puso 2.189 ha. Sementara pada musim tanam 2006 – 2007, areal persawahan yang mengalami puso seluas 75.249 ha. Dari data kedua periode tersebut, lahan persawahan yang mengalami puso telah meningkat sebesar 37,14 persen. Mengingat musim kemarau tahun ini baru saja dimulai, persentase sawah yang mengalami kekeringan kemungkinan besar akan meningkat lagi.
Untuk mempertahankan persediaan padi nasional dan menyelamatkan kehidupan para petani, perlu ada upaya penanganan kekeringan ini. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan meliputi: pertama, pembuatan embung. Sebagai penampung air hujan, embung dapat menjadi penyedia air pada saat musim kemarau tiba, terutama di awal musim kemarau. Keberadaan embung dapat menyelamatkan tanaman yang ”terjebak” oleh datangnya musim kemarau. Ketersediaan air dalam embung tergantung dari kapasitas embung itu sendiri. Dengan kata lain, semakin besar kapasitas embung, semakin lama air yang tersedia dan semakin banyak lahan yang bisa diairi.
Kedua, memperbaiki saluran dan sarana irigasi. Dewasa ini banyak sekali saluran irigasi yang kondisinya sudah rusak, temboknya retak-retak, dan lain-lain. Kondisi seperti ini akan memperbanyak kebocoran air di perjalanan. Sebab, air akan banyak meresap dan terbuang ke dalam tanah sehingga semakin ke hilir debit airnya makin berkurang. Karena itu, perbaikan saluran yang rusak dapat mempertahankan debit air dari hulu hingga ke tempat tujuan, hilir. Ketiga, mengatasi waduk dari pendangkalan. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pemeliharaan waduk adalah terjadinya pendangkalan. Pada tahap selanjutnya, pendangkalan dapat mengurangi kapasitas waduk dalam manampung volume air sehingga pada musim kemarau waduk cepat mengering. Salah satu penyebab pendangkalan adalah adanya sedimentasi butiran tanah yang di bawa oleh aliran sungai dari daerah hulu akibat rusaknya ekosistem hulu.
Keempat, melakukan penghijauan dan mengurangi konversi lahan di daerah hulu. Berkaitan dengan pendangkalan waduk, penghijauan dapat mengurangi terjadinya sedimentasi. Tanaman yang ditanam pada lahan-lahan kosong dapat menjaga/mengikat butiran tanah saat terjadi hujan. Tanaman yang rapat juga dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan, mengurangi aliran permukaan dan penguapan sehingga air tanah akan tersedia lebih lama. Dengan demikian, pasokan air untuk waduk tetap kontinyu dengan fluktuasi debit yang relatif kecil.
Sebaliknya, konversi lahan di derah hulu dapat mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan. Akibatnya, pada saat musim hujan, air akan lebih banyak dialirkan melalui permukaan dan pada saat musim kemarau air cepat mengering sehingga pasokan air ke waduk tidak kontinyu.
Kelima, memberikan peringatan dini akan terjadinya kekeringan. Peringatan dini oleh instansi pemerintah (nasional dan daerah) sangat penting dilakukan. Adanya peringatan dini dapat memberikan pertimbangan dan informasi bagi para petani kapan harus menanam dan kapan tidak boleh menanam, sehingga tanamannya tetap aman dan tidak terjebak oleh musim kemarau.Keenam, memberikan bantuan pompa air. Pada beberapa daerah, para petani memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pompa air. Pompa air sangat dibutuhkan pada saat pengadaan air dari irigasi tidak ada atau tidak mencukupi. Pada saat itu, salah satu upaya para petani dalam mengatasi kelangkaan air ini adalah dengan memompa air dari sungai-sungai atau sumber air sekitar. Karena itu, bantuan pengadaan pompa dari pemerintah dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi kekurangan air. Masalahnya, bahan bakar yang bisa menghidupkan mesin ini harganya telah melangit. Ketujuh, mengintensipkan pembuatan kincir air. Pada beberapa tempat di Indonesi, pembuatan kincir air pada aliran sungai sudah dilakukan guna mengatasi kekurangan air bagi lahan pertanian. Pembuatan kincir ini hendaknya disosialisasikan oleh pemerintah kepada daerah lain yang memiliki aliran sungai, tapi belum membuatnya. Meski pengadaan bahan bakunya murah dan mudah didapat, pembuatan kincir ini sering mendapat kendala, yakni mengeringnya sungai. Karena itu, penghijauan di daerah hulu merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam mengatasi kekurangan air akibat kekeringan.

Kamis, 05 Juni 2008

JALAN MENGATASI KRISIS LINGKUNGAN HIDUP


"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatannya, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS:30:41)”.
Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar kerusakan lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini disebabkan oleh perilaku manusia. Hutan yang gundul, sungai yang menghitam dan berbau busuk, serta laut yang tercemar merupakan bukti nyata rusaknya lingkungan hidup. Padahal, hutan yang gundul dipastikan dapat memicu terjadinya banjir dan longsor di musim penghujan dan kekurangan air di musim kemarau. Sungai yang menghitam dan berbau busuk kerapkali mengganggu saluran pernapasan dan menjadi sarang berbagai penyakit yang siap menyerang manusia. Perairan laut yang tercemar dapat menyebabkan musnahnya berbagai biota laut, termasuk ikan, pada akhirnya merugikan para nelayan karena tangkapan ikannya menjadi berkurang.
Di Indonesia, kerusakan lingkungan hidup tampaknya akan bertambah parah. Ancaman kerusakan ini terkait dengan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak terhadap kelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2004, pemerintah menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 1/2004 tentang Perizinan Pertambangan di Kawasan Lindung. Sebagai tindak lanjut dari Perpu tersebut, tiga tahun kemudian, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan yang Berlaku pada Departemen Kehutanan.
Padahal, hutan lindung merupakan kawasan hutan yang mutlak harus dipertahankan keberadaannya. Hutan lindung merupakan kawasan yang berfungsi menjaga sistem penyangga kehidupan, yakni mempertahankan kualitas dan kuantitas air serta mencegah areal sekitarnya dari erosi, longsor, dan banjir. Di wilayah pesisir pantai, hutan lindung sangat berguna mencegah abrasi dan intrusi serta menahan tiupan angin laut. Jadi, bila hutan lindung rusak, maka rusak pula kawasan sekitarnya sehingga banjir, longsor dan dan kekurangan air bersih sulit dihindari.
Perusakan lingkungan hidup oleh para pelaku/pihak dilakukan dengan berbagai dalih. Pemerintah melakukan kerusakan dengan dalih pembangunan. Masyarakat melakukan kerusakan dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengusaha melakukan pembukaan hutan lindung dengan dalih sudah memegang ijin dari pemerintah, ujung-ujungnya demi pembangunan. Sementara kelompok yang menyerukan pelestarian lingkungan hidup sering dianggap anti pembangunan.
Meski demikian, mungkinkah kerusakan lingkungan hidup yang terjadi saat ini dapat diatasi? Menurut Sonny Keraf (2002) dalam bukunya yang berjudul Etika Lingkungan, masalah lingkungan hidup adalah masalah moral, persoalan perilaku manusia. Persoalan lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang dialami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara global. Oleh karena itu, perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya.
Senada dengan pendapat Sonny Keraf, Arne Naess (1993) mengatakan, krisis lingkungan hanya bisa diatasi melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam yang fundamental dan radikal. Adanya perubahan pola hidup atau gaya hidup ini tidak hanya menyangkut orang per orang, tetapi juga menyangkut budaya masyarakat secara keseluruhan. Artinya, dibutuhkan etika lingkungan hidup yang menuntun manusia untuk berinteraksi dalam alam semesta.
Beberapa etika yang sudah dikenal dan diharapkan mampu menjadi pegangan dalam mengatasi krisis lingkungan hidup adalah etika biosentris, ekosentris, hak asasi alam, dan ekofeminisme. Etika biosentris menjelaskan, tidak hanya manusia, alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Ringkasnya, etika biosentris mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupam, baik pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya. Sementara itu, etika ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.
Pada perkembangan berikutnya, etika biosentris dan ekosentris telah mendorong munculnya etika hak asasi alam. Dasar etika hak asasi alam bisa dilihat dari keterkaitan antara pelaku moral dan subyek moral. Di alam semesta, manusia bertindak sebagai pelaku moral, sedangkan mahluk hidup selain manusia bertindak sebagai subyek moral. Sebagai subyek moral, makhluk hidup menuntut kewajiban dan tanggung jawab tertentu dari pelaku moral. Atas dasar ini, semua makhluk hidup tanpa kecuali mempunyai hak asasi untuk dihargai dan dijamin oleh pelaku moral. Tidak hanya mahluk hidup di luar manusia, benda abiotis juga memiliki hak asasi karena kehidupan organisme hidup sangat tergantung dari keutuhan benda-benda biotis.
Etika selanjutnya adalah ekofeminisme. Ekofeminisme bertujuan menggugah kesadaran manusia akan potensi perempuan dalam menyelamatkan lingkungan hidup. Ekofeminisme menganggap krisis ekologi tidak hanya disebabkan oleh cara pandang dan perilaku yang antroposentris, tetapi juga disebabkan adanya cara pandang dan perilaku yang androsentris: etika lingkungan yang berpusat pada laki-laki. Menurut ekofeminisme manusia tidak lebih unggul dari alam dan spesies lain, dan laki-laki tidak lebih unggul dari perempuan. Menurut ekofeminisme manusia merupakan bagian integral dari komunitas biotis, komunitas ekologis. Oleh karena itu, ekofeminisme menolak setiap cara berpikir yang mengunggulkan yang satu dan merendahkan yang lain--semata-mata karena hakikatnya sebagai manusia, alam, laki-laki, perempuan, ras, dan seterusnya.
Menurut Sonny Keraf (2002), keempat etika di atas melahirkan beberapa prinsip moral yang dapat dijadikan sebagai pegangan ketika berperilaku terhadap lingkungan hidup. Pertama, hormat terhadap alam (respect for nature). Manusia harus menghormati alam karena manusia merupakan bagian dari alam dan alam mempunyai nilai bagi dirinya sendiri. Terhadap benda mati, manusia pun harus menghormatinya karena semua benda yang berada di alam semesta ini mempunyai hak yang sama untuk berada, hidup dan berkembang. Kedua, tanggung jawab terhadap alam (moral responsibility for nature). Tuhan menciptakan semua benda yang berada dialam semesta ini dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Sebagai khalifah dan bagian dari alam semesta, manusia bertanggungjawab untuk menjaganya. Ketiga, solidaritas kosmis (cosmic solidarity). Dengan adanya pandangan bahwa manusia merupakan bagian dari alam dan kedudukannya sederajat dengan semua mahluk yang ada di alam ini, manusia hendaknya memiliki perasaan solider dan sepenanggungan dengan sesama mahluk lainnya. Manusia harus merasa sedih dan sakit ketika menyaksikan kondisi alam yang rusak dan mendapatkan mahluk hidup yang (terancam) punah.
Keempat, kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature). Prinsip kasih sayang dan kepedulian merupakan prinsip moral satu arah, tanpa mengharapkan balasan. Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia dituntut untuk mencintai, menyayangi dan peduli kepada alam beserta seluruh isinya tanpa diskriminasi dan dominasi. Sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat. Kelima, tidak menyakiti/membahayakan alam (no harm). Dengan munculnya sikap solider dan peduli terhadap alam, manusia dituntut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan atau mengancam keberadaan makhluk hidup lain di alam semesta ini sebagaimana manusia tidak dibenarkan secara moral untuk melakukan tindakan yang merugikan sesama manusia. Keenam, hidup sederhana dan selaras dengan alam. Krisis lingkungan hidup yang terjadi saat ini karena adanya pola dan gaya hidup manusia yang konsumtif, tamak, rakus, dan memandang alam sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia. Sebagai bagian dari alam, manusia hendaknya memanfaatkan alam secara secukupnya. Oleh karena itu, prinsip hidup sederhana menjadi prinsip fundamental untuk menjaga keseimbangan ekologis.
Ketujuh, keadilan. Semua kelompok dan anggota masyarakat memiliki akses yang sama dalam merencanakan, mengelola, dan memanfaatkan sumberdaya alam. Pada akhirnya, semua kelompok dan anggota masyarakat juga harus secara proporsional menanggung beban rusaknya alam semesta akibat adanya pemanfaatan sumberdaya alam oleh manusia. Kedelapan, demokrasi. Demokrasi menjamin hak setiap orang dan kelompok masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan, berpartisipasi dalam menentukan kebijakan dan mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang akurat di bidang lingkungan. Kesembilan, integritas moral. Prinsip ini terutama dimaksudkan untuk pejabat publik. Prinsip ini menuntut pejabat publik untuk tidak menyalahgunakan kekuasaanya demi kepentingan pribadi dan kelompok agar tidak merugikan masyarakat dan lingkungan hidup.

Senin, 02 Juni 2008

MANFAAT HUTAN RAKYAT BAGI LINGKUNGAN HIDUP

Masyarakat awam sering menyamakan istilah hutan rakyat dengan hutan kemasyarakatan. Padahal, kedua istilah ini memiliki definisi yang berbeda, terutama kepemilikannya. Hutan Rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat dengan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan/atau jenis tanaman lainnya lebih dari 50% dan/atau pada tanaman tahun pertama minimal memiliki 500 tanaman per hektar (Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 49/Kpts-II/1997). Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang sistem pengelolaannya bertujuan memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya (Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 31/Kpts-II/2001). Ringkasnya, hutan rakyat adalah hutan yang berada pada tanah milik; sedangkan hutan kemasyarakatan adalah hutan yang berada pada tanah negara. Terlepas dari kedua definisi tersebut, makalah ini hanya akan menyajikan uraian hutan rakyat.
Pada mulanya, pemerintah kurang memperhatikan keberadaan hutan rakyat. Guna memenuhi kebutuhan kayu dan non kayu (sebagai penghasil devisa negara), pemerintah lebih berkonsentrasi pada Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hutan Alam. Barangkali pada saat itu, pemerintah menganggap bahwa pembangunan HTI dan pengelolaan hutan alam lebih menguntungkan dibanding pembangunan hutan rakyat. Anggapan ini memang ada benarnya. Melalui pembangunan HTI dan pengelolaan hutan alam, Indonesia telah menjadi pemasok kayu terbesar di dunia. Tidaklah heran bila ketika itu, sektor kehutanan telah menjadi penghasil devisa negara kedua di sektor non migas setelah tekstil.
Pada perkembangan selanjutnya, pembangunan HTI dan pengelolaan hutan alam mengalami keterpurukan. Pembangunan HTI dan pemanfaatan hutan alam telah memicu masalah lingkungan. Bahaya banjir, longsor, dan kekeringan pun tidak dapat dihindari. Selain itu, pemanfaatan yang kurang bijaksana juga telah menurunkan keanekaragaman jenis dan memusnahkan spesies tertentu. Secara ekonomi, rusaknya kawasan hutan juga telah menurunkan produktivitas ekosistem hutan. Alhasil, pasokan kayu dan non kayu yag merupakan andalan penghasil devisa negara menjadi berkurang.
Untuk mengatasinya, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya merehabilitasi kawasan hutan. Namun, merehabilitasi saja tidaklah cukup. Apalagi pohon memiliki masa panen yang lama sehingga harus menunggu dalam waktu yang cukup lama juga. Selanjutnya, pemerintah melirik kawasan hutan yang dimiliki rakyat. Oleh karena itu, pada tahun 1997, pemerintah mulai mengembangkan hutan rakyat.
Selain untuk mengatasi kekurangan pasokan hasil hutan kayu dan non kayu, pembangunan hutan rakyat juga setidaknya memiliki dua keuntungan lain. Pertama mempercepat penanganan lahan kritis. Kedua memberikan peluang dan mengangkat bisnis rakyat, khususnya di pedesaan.
Untuk memperlancar program tersebut, pemerintah memberikan banyak bantuan kepada masyarakat. Melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 49/Kpts-II/1997, Pemerintah menyediakan kredit bunga lunak yang lebih dikenal dengan istilah Kredit Usaha Hutan Rakyat (KUHR). Besarnya kredit usaha pada waktu itu adalah Rp. 2.000.000,- per hektare, tingkat bunga sebesar 6% per tahun. Sejak tahun 1996/1997, dana kredit usaha hutan rakyat telah disalurkan sebesar Rp. 20.231.394.000,- dengan luas areal sekitar 10.565 Ha dan melibatkan 9.781 orang petani.
Dengan melihat besarnya peranan dan kepentingan pemerintah, pembangunan hutan rakyat dipandang sebagai investasi pemerintah. Sedikitnya, pemerintah telah berhasil membangun unit-unit areal model di 12 Propinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Lebih itu, pemerintah juga memberikan subsidi bibit bagi pengembangan areal dampak hutan rakyat dan diperkirakan masyarakat telah mampu membangun hutan rakyat sekitar 1.328.358 ha yang tersebar di 22 propinsi.
Bila melihat kondisi di lapangan, hutan rakyat memiliki beragam model. Berdasarkan komoditasnya, hutan rakyat dapat dibagi menjadi tiga krlmpok. Pertama, hutan rakyat yang berbasis pada komoditas kayu (monokultur). Kedua, hutan rakyat yang berkomoditas campran (kayu dan non kayu). Ketiga, hutan rakyat yang berkomoditas jasa rekreasi (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, 2000).
Dari ketiga model tersebut, yang sering digunakan adalah model campuran/heterogen. Model heterogen memadukan berbagai jenis tanaman kayu keras, tanaman buah-buahan, dan tanaman semusim. Model ini lebih dikenal dengan sebutan agroforestry. Dimaklumi, pemilihan sistem agroforestry dalam pembangunan Hutan Rakyat memiliki banyak keuntungan. Selain keuntungan ekonomi dan sosial, model ini memiliki keuntungan lingkungan.

Manfaat Hutan Rakyat
Menyimpan Keanekaragaman Jenis
Sesuai dengan namanya, model agroforestry tidak hanya menanam satu jenis tanaman saja. Atau, tidak hanya menanam pepohonan saja. Sistem agroforestry telah memadukan tanaman kayu keras, buah-buahan, dengan tanaman semusim. Jenis-jenis tanaman kayu keras yang sering ditanam di hutan rakyat ialah sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Switenia macrophylla), dan jati (Tectona grandis). Jenis tanaman buah-buahan diantaranya mangga (Mangifera indica), pakel (Mangifera feotida), nangka (Artocarpus heterophylus), rambutan (Nephelium mutabile), durian (Durio zibethinus), melinjo (Gnetum gnemon), petai (Parkia speciosa), dan pisang (Musa sp.). Tanaman semusim ialah padi huma, kacang-kacangan, jagung, umbi, cabe, dan lain-lainnya.
Dengan komposisi seperti ini, hutan rakyat bukan merupakan sebuah pemandangan yang monoton. Sebaliknya, hutan rakyat telah menyajikan pemandangan yang dinamis dan kompleks. Model agroforestry telah menciptakan hamparan hutan yang terdiri dari berbagai jenis kayu keras dan tanaman pangan serta buah-buahan. Lebih dari itu, model agroforestry juga telah menciptakan strata tajuk yang bervariasi sesuai dengan karakteristik tanamannya. Sebab, setiap tanaman memiliki karakteristik dan strata yang berbeda. Dengan demikian, hutan rakyat dengan model ini akan menyimpan keanekaragaman hayati yang lebih tinggi dibanding model hutan rakyat yang homogen.

Habitat Satwaliar
Dari sisi ekologi, hutan alam memiliki ekosistem yang lebih baik dibanding dengan hutan tanaman industri. Hutan alam yang terdiri dari berbagai macam flora dan fauna akan membentuk ekosistem yang stabil. Berbeda dengan hutan tanaman industri yang homogen. Hutan ini akan memiliki ekosistem yang labil. Demikian juga dengan hutan rakyat. Hutan rakyat yang memadukan berbagai jenis tanaman akan lebih baik dibanding hutan rakyat yang hanya terdiri satu jenis tanaman saja. Hutan rakyat campuran akan menyajikan banyak sumberdaya yang dibutuhkan satwaliar. Kawasan hutan yang ditumbuhi bermacam-macam tanaman akan menyediakan banyak pilihan kepada satwaliar untuk berlindung dari bahaya, mencari makan, membangun sarang, berkembangbiak, dan berteduh. Kondisi seperti ini akan sangat disukai oleh satwaliar.
Pohon-pohon yang menghasilkan bunga akan banyak dikunjungi burung madu dan lebah. Pada saat berbuah, pohon-pohon tersebut akan banyak dikunjungi satwa pemakan buah, seperti mamalia dan burung. Dalam sistem ekologi, kedua kelompok satwa tersebut merupakan makanan bagi satwa yang berada pada level atasnya. Pada kondisi ini, semua satwa yang terdiri dari berbagai tropik level akan hadir dan berkumpul pada hutan rakyat campuran membentuk jaring-jaring makanan.
Tidaklah heran, bila hutan rakyat campuran telah menjadi habitat yang sangat berharga bagi satwaliar. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, banyak kawasan hutan yang mengalami kerusakan. Kawasan hutan yang masih alami semakin menipis dan terancam musnah. Padahal, hutan alam tersebut merupakan habitat asli satwaliar. Dengan demikian, hadirnya hutan rakyat campuran merupakan surga bagi satwaliar yang terancam punah.

Mempertahankan Kesuburan Tanah
Hutan rakyat dengan model campuran sangat membantu dalam menjaga kesuburan tanah. Setidaknya, ada tiga faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Pertama, komposisi jenis tanaman. Pada umumnya, semua jenis tanaman membutuhkan unsur hara yang sama, seperti nitrogen (N), pospor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Akan tetapi, setiap jenis tanaman membutuhkan kadar unsur hara yang tertenu. Dengan kata lain, penggunaan kadar unsur hara sangat beragam untuk setiap tanaman.
Mengingat ragam dan tingkat pertumbuhan tanaman di hutan rakyat campuran relatif tinggi dibanding hutan homogen. Maka, ragam dan kadar hara yang dibutuhkannya juga tinggi. Namun, hutan yang heterogen akan membangun mekanisme pemanfaatan yang sangat efektif dan efisien. Karenanya, kebutuhan hara tanaman selalu terpenuhi, meskipun tumbuh di tanah-tanah tergolong kurang subur. Sebab, kadar unsur hara yang terbatas jumlahnya digunakan secara selektif dan silih berganti yang bergerak dalam suatu daur hara tertutup.
Daur hara tertutup inilah yang dapat menjaga kesuburan tanah. Dalam kawasan hutan, unsur-unsur hara akan banyak disimpan di dalam tanaman untuk jangka waktu tertentu. Kemudian, unsur hara tersebut lepaskan lagi ke dalam tanah setelah proses penguraian dan dalam waktu yang singkat diserap kembali oleh tanaman. Mekanisme tersebut terjadi berulang-ulang. Semakin banyak dan beragam tanaman dalam hutan, semakin banyak dan beragam pula unsur hara yang simpan dalam tanaman. Dengan demikian, hutan yang memiliki banyak jenis tanaman (termasuk hutan rakyat) akan terhindar dari proses pencucian unsur hara.
Kedua, adanya tanaman yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Dalam hutan rakyat campuran, terdapat peluang yang sangat besar untuk ditanami jenis-jenis yang mampu meningkatkan kesuburan tanah. Untuk kayu keras, terdapat jenis sengon. Untuk semak belukar dan tanaman pagar, terdapat jenis kaliandra dan kemlandingan. Dan untuk tanaman semusim, penggarap juga sering menanam jenis kacang-kacangan. Semua jenis tanaman ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen dari udara, sehigga sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah.
Ketiga, pemupukan. Dengan adanya tanaman semusim pada hutan rakyat, pengelola sering menambahkan pupuk (baik pupuk organik maupun anorganik) guna meningkatkan produksinya. Dengan demikian, tanah hutan akan mendapatkan tambahan unsur hara dari luar, sehingga kesuburannya. Akan tetapi, tidak selamanya pemberian pupuk dapat meningkatan kesuburan tanah. Adakalanya, pemupukan juga dapat mengganggu kesuburan tanah bahkan menjadi racun bagi tanaman, yakni pada saat penambahan pupuk buatan secara berlebihan.

Menjaga Kestabilan Suhu Tanah dan Organisme Penghuninya
Bila diamati dari lantai hutan, hutan rakyat campuran akan terlihat memiliki lapisan tajuk yang lebih rapat dibanding hutan rakyat homogen. Secara vertikal, hutan rakyat campuran juga akan membentuk lapisan tajuk yang beranekaragam. Lapisan-lapisan tajuk yang terbentuk sangat mempengaruhi banyaknya sinar matahari yang lolos ke lantai hutan. Semakin rapat tajuk, semakin sedikit sinar matahari yang lolos ke lantai hutan. Dengan demikian, lantai hutan rakyat campuran akan mendapat sinar matahari lebih sedikit dibanding lantai hutan rakyat homogen. Akibatnya, hutan rakyat campuran memiliki lantai tanah yang lebih sejuk.
Rapatnya tajuk dan tumbuhan menjadikan panas yang menerobos tubuh hutan tidak cepat hilang. Pada saat gelombang matahari yang lolos ke lantai hutan dipantulkan, tajuk yang rapat akan menahannya dan memantulkan kembali ke lantai hutan. Keadaan ini menyebabkan suhu tanahnya relatif stabil.
Suhu tanah yang tidak terlalu tinggi tetapi relatif stabil, ditambah kelembaban yang tinggi sangat menguntungkan bagi perkembangan akar tanaman dan aktivits organisme tanah. Pada suhu yang stabil, aktivitas organisme aka berlangsung stabil pula, dan peruraian bahan organik dan penyerapan hara oleh akar berlangsung cukup baik.
Berbeda dengan hutan homogen. Hutan rakyat homogen mempunyai tajuk lebih sedikit, sehingga banyak memeberikan kesempatan cahaya matahari langsung mencapai lantai hutan. Keadaan ini menyebabkan suhu tanah tidak stabil dan tinggi. Peruraian bahan organik berlangsung pada laju lebih tinggi yang menjadikan banyak unsur hara dalam bentuk bebas yang sangat rentan terhadap pencucian.

Mengurangi Karbon Dioksida (CO2) dan Pemanasan Global
Hutan rakyat campuran sangat membantu dalam mengurangi karbon dioksida di udara. Sebagaimana telah disebutkan di awal, hutan rakyat campuran memiliki strata tajuk yang beragam. Dengan adanya pencampuran tanaman kayu keras, buah-buahan, dan tanaman semusim, setiap titik ketinggian kawasan ini akan memiliki naungan. Karbon dioksida yang diserap juga akan merata mulai lapisan tajuk yang paling atas hingga lapisan paling bawah, lantai hutan. Semakin banyak lapisan tajuk, semakin banyak pula karbon dioksida yang diserap.
Berbeda dengan hutan rakyat homogen. Penyerapan karbon dioksida tidak merata. Hutan rakyat homogen hanya memiliki tajuk satu lapis. Karbondioksida yang banyak diserap hanya yang berada dibagian atas saja, sedangkan dibagian bawahnya hanya sedikit. Ringkasnya, hutan rakyat campuran lebih banyak membantu mengurangi karbondioksida dibanding hutan rakyat homogen.
Keberadaan karbon dioksida berkaitan erat dengan pemanasan global. Dengan tingginya kemampuan mengikat karbondioksida dari udara, hutan rakyat campuran memiliki peranan yang lebih besar dalam mengurangi laju pemanasan global. Peranan ini akan lebih besar lagi mengingat kawasan berhutan (maksudnya hutan alam dan hutan tanaman) semakin menipis. Kita tahu bahwa, karbon dioksida merupakan salah satu gas rumah kaca yang berperan pemanasan global. Semakin luas pembangunan hutan rakyat campuran, maka semakin banyak pula karbon dioksida yang diserap, sehingga semakin besar pula peranannya dalam mengurangi laju pemanasan global.

Penahan Erosi dan Pengatur Perputaran Air
Hutan rakyat campuran sangat penting dalam mencegah laju erosi. Setidaknya ada tiga faktor, mengapa hutan rakyat campuran sangat membantu dalam mencegah erosi. Pertama, kerapatan dan lapisan tajuk. Kondisi tajuk memiliki pengaruh terhadap besarnya energi potensial dan kesempatan air hujan meresap kedalam tanah. Tajuk yang rapat dan berlapis dapat mengurangi energi potensial dan energi kinetik air hujan. Air hujan yang tertahan oleh tajuk pepohonan masih memiliki energi potensial, meskipun energinya sudah berkurang. Dengan adanya lapisan tajuk yang berada bawahnya, air hujan tersebut akan ditahan kembali dan energinya menjadi berkurang. Kejadian tersebut akan terus berulang hingga lapisan tajuk paling bawah. Pada saat air hujan tersebut menyentuh lantai hutan, maka kemampuannya memecahkan lapisan tanah sudah mengecil bahkan tidak ada. Jadi, semakin rapat dan banyak lapisan tajuk suatu tanaman, maka semakin besar kemampuannya mengurangi energi potensial air hujan.
Selain itu, tajuk yang rapat juga memberikan kesempatan lebih lama kepada air hujan untuk menyerap ke dalam tanah. Akhirnya, air yang masuk ke dalam tanah lebih besar dibanding air yang mengalir melalui permukaan tanah. Dengan demikian, erosi dan banjir dapat dihindari.
Kedua, perakaran tanaman. Tanaman yang berjejal dalam kawasan hutan akan diikuti pula oleh berjejalnya perakaran dalam tanah. Akar sangat berguna dalam mengikat dan menahan lapisan tanah terutama pada lahan yang miring. Pada saat hujan turun, lapisan tanah yang terikat diikat oleh akar tidak mudah pecah dan terangkut arus air.
Ketiga, pengolahan tanah. Pengolahan tanah yang baik sangat membantu dalam mengurangi laju erosi. Pengolahan tanah sering dilakukan dalam hutan rakyat campuran (yang menerapkan model agroforestry). Dalam pengolahan tanah di lahan yang miring, penggarap sering membuat teras dan sengkedan. Pembuatan teras dan sengkedan ini dapat mencegah terjadinya erosi di kawasan hutan rakyat.


Kesimpulan
Pembangunan hutan rakyat (terutama sistem campuran) telah memberikan banyak manfaat bagi lingkungan. Pembangunan hutna rakyat telah menyediakan habitat baru bagi satwaliar, mampu menjaga kesuburan tanah, mengurangi kadar karbon dioksida dan laju pemanasan global, dan mampu menahan erosi. Ringkasanya, pembangunan hutan rakyat campuran sangat berjasa dalam menjaga kestabilan ekosistem hutan.